Puisi-Puisi Harapan untuk Nanggala 402 Karya Solehun

Minggu, 25 April 2021

 

 

Munajat untuk Nanggala

Nanggala 402

berpuluh tahun sudah kau jaga kedaulatan negeri

bekerja tanpa sanjungan

Advertisements

berkarya tanpa pujian

selalu setia arungi samudera pengabdian

meski dalam gelap dan senyap

berkat keteguhanmu

pada motto “Wira Ananta Rudira” -Tabah Sampai Akhir

dan semboyan “Nagabaswara Jalayudha Pamungkas”

Nanggala, digdayamu tak diragukan

kau pengejut lawan
diammu mematikan

senyapmu melenyapkan

Nanggala, kini tabahmu dalam ujian
sejak kau dan lima puluh tiga awakmu 

hilang kontak dan dinyatakan tenggelam hari ini

di tengah kabar dukamu ini

sungguh kau tak sendiri

sebab pemilikmu, rakyat Indonesia

terlihat berjubel berunjuk simpati   

bahkan mereka pun tak henti bermunajat

agar Tuhan menjaga dan menyelamatkanmu

tanpa limit waktu

 

Pamit Berlayar

 di perairan utara Bali kau menghilang

meninggalkan istri

memenuhi panggilan tugas

dengan berbalut pilu, sang istri pun bercerita

tentang terakhir kali kau berkirim pesan

pada dini hari, satu jam sebelum kontakmu hilang:

“Mas pamit untuk berlayar dan minta doa supaya lancar”

dalam baluran air mata

kini sang istri hanya bisa berharap dalam doa

semoga kau segera ditemukan dalam selamat

agar bisa kembali bersama-sama 

menatap bingkai foto di dinding rumah

yang berisi gambar dirinya dan dirimu yang gagah

berseragam putih-putih dan berbaret biru tua

 

Firasat Anak

berjeda waktu sebelum kabar sedih datang

seorang anak menampilkan firasat

seakan tahu apa yang bakal terjadi

dia pun mengunci ayahnya di kamar

merengek agar sang ayah tak keluar

pergi menyelam bersama Nanggala 402

bukan tak cinta pada anak

bukan tak peduli firasat anak

tapi demi menjunjung tinggi jiwa patriotik

sang ayah tetap pergi bertugas

sebab setiap waktu adalah pengabdian

sebab patuh pada tugas adalah kemuliaan

hingga dia pun mesti ikhlas

saat harus berpisah dengan keluarga   

 

Penantian Istri

siapa yang tak tersayat hati

saat melihat wanita bertetes air mata

melelehi perut hamilnya

begitu sang suami terkabar tenggelam bersama kapal

yang belum juga ditemukan

siapa yang tak larut dalam pilu

kala melihat sang istri itu tak henti menunggu 

kehadiran sosok tercintanya

sembari menselancari momen-momen romantis 

juga menatap lekat foto-foto pernikahan mereka

yang belum genap satu tahun usianya 

dengan cinta dan setianya

dia pun masih terus berharap

sang suami dan rekan-rekannya di KRI Naggala 402

segera naik ke permukaan dan bersandar di dermaga

untuk mengakhiri penantian gelapnya 

 

Waktunya Pulang

kenapa kau belum pulang 

bukankah kau telah berjanji

kau akan pulang

setelah berlayar selama enam hari

kini, enam hari itu sudah terlewati

tapi kenapa kau belum juga hadir menemui

Mas, segeralah pulang

satu hal yang perlu kau tahu

yang menunggumu itu bukan hanya aku

tapi juga buah hatimu

yang tak sabar lagi ingin bermain denganmu

 

*) Solehun adalah pelaku sastra kreatif, tinggal di Palembang.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.