Opini: Urgensi G 20 Terhadap Indonesia

Jumat, 25 Februari 2022
Arifin Setiyono.

PADA bulan Februari ini, banyak diberitakan mengenai gelaran G20. G20 adalah forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 20 negara yang memiliki kelas pendapatan menengah hingga tinggi, negara berkembang hingga negara maju. (Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, Argentina, Brazil, Inggris, Jerman, Italia, Perancis, Rusia, Afrika Selatan, Arab Saudi, Turki, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, India, Indonesia, Australia, dan Uni Eropa).

Melihat komposisi di atas, forum G20 ini sangat strategis karena merepresentasikan lebih dari 2/3 penduduk dunia, 75% perdagangan global, dan 80% PDB dunia.

G20 dibentuk pada tahun 1999 atas inisiasi negara-negara anggota G7 (Amerika Serikat, Kanada, Inggris,

Perancis, Jerman, Italia, dan Jepang). Beberapa kiprah G20 antara lain terlihat dalam kerja sama mengatasi krisis yang berdampak global, seperti: Mexican Peso crisis 1994, Asian Financial Crisis 1997/1998, dan Financial Crisis 2007-2008.

Advertisements

Salah satu kesuksesan G20 adalah dalam penanganan pandemi yang mencakup penangguhan pembayaran utang luar negeri negara berpenghasilan rendah,

injeksi penanganan Covid-19 sebanyak >5 triliun USD (Riyadh Declaration), penurunan/ penghapusan bea dan pajak impor, pengurangan bea untuk vaksin, hand sanitizer, disinfektan, alat medis dan obat-obatan.

G20 tidak memiliki pemimpin atau ketua tetap. Fungsi presidensi dipegang salah satu anggota selama satu tahun. G20 tidak memiliki sekretariat tetap, karena itu koordinasi untuk menjaga kesinambungan dipegang melalui sistem Troika yang terdiri dari negara presidensi berjalan, negara presidensi sebelumnya, dan negara presidensi berikutnya. Kata troika berasal dari bahasa Rusia yang artinya tiga serangkai.

Anggota Troika G20 saat ini terdiri dari Indonesia, Italia (presidensi sebelumnya), dan India (kandidat presidensi berikutnya).

Indonesia ditetapkan pada Riyadh Summit 2020, dan memegang presidensi G20 sejak serah terima dari Italia pada 31 Oktober 2021 di kota Roma, Italia. Secara resmi

Presidensi G20 Indonesia dimulai tanggal 1 Desember 2021 sampai dengan serah terima presidensi berikutnya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pada akhir tahun 2022.

Agenda pertemuan G 20

Isu utama yang dibahas pada G20 akan fokus pada tiga hal yaitu: Arsitektur Kesehatan Global, Transisi

Energi Berkelanjutan, serta Transformasi Digital dan Ekonomi. Sedangkan tahapan agenda G20 adalah :

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)/Leaders’ Summit/rapat tingkat kepala negara sebagai puncak dari proses

pertemuan G20, Pertemuan Tingkat Menteri/Ministerial Meetings sesuai sektor pembahasan, Deputies

and Sherpa Meetings (bagian dari Finance Track dan Sherpa Track), Pertemuan Kelompok Kerja/Working

Groups Meetings, serta Engagement Groups Meetings/ pertemuan forum dialog yang membahas isu tertentu secara khusus.

Selain itu, ada juga beberapa forum yang membahas tema-tema khusus, seperti: Business 20 (B20) merupakan forum komunitas bisnis internasional, sebagai peran swasta dalam penggerak pertumbuhan ekonomi yang kuat berkelanjutan dan berimbang.

-Civil 20 (C20) adalah forum organisasi masyarakat sipil dari seluruh dunia untuk terlibat dengan para pemerintah di G20 dalam menghadapi isu-isu krusial dunia.

-Labour 20 (L20) adalah forum yang mewakili kepentingan tenaga kerja dengan mempersatukan

serikat pekerja dari negara-negara G20 untuk memberikan masukan pada G20

-Parliamentary 20 (L20) adalah forum yang dihadiri parliament speakers/perwakilan rakyat (legislatif) dari negara-negara G20 yang bertujuan membawa dimensi parlementer ke tata kelola global, meningkatkan dukungan politik untuk komitmen internasional.

– Science 20 (S20) adalah forum peneliti dan ilmuwan dari seluruh negara G20 yang membahas

keilmuan terkait peningkatan kesehatan global.

– Supreme Audit Institutions 20 (SAI20) adalah forum lembaga audit tertinggi negara-negara G20 untuk mempromosikan kerjasama, memperkuat transparansi dan akuntabilitas.

– Think 20 (T20) adalah forum globalthink-tank dan para ahli untuk menyajikan analisis komprehensif terkait diskusi yang sedang berlangsung di G20 dan menghasilkan ide-ide untuk mendukung G20 dalam menghasilkan kebijakan yang konkret dan berkelanjutan.

– Urban 20 (U20) adalah forum bagi para pemimpin pemerintah daerah kota-kota U20, di antaranya untuk melakukan aksi terhadap iklim global dan pembangunan berkelanjutan kepada para pemimpin nasional.

– Women 20 (W20) adalah forum yang mewakili suara perempuan, mendorong pelibatan isu terkait perempuan ke dalam dokumen komitmen G20, termasuk isu pembangungan perempuan, kesertaraan gender, pertumbuhan inklusif, serta kerja sama pperempuan di sektor ekonomi internasional, serta

– Youth 20 (Y20) adalah forum konsultasi dan dialog para pemuda sebagai pemimpin masa depan untuk meningkatkan kesadaran terhadap permasalahan global, bertukar ide, berargumen, bernegosiasi, hingga mencapai konsensus.

Manfaat Sebagai Presidensi G20

Presidensi G20 di tengah pandemi membuktikan beberapa hal kepada dunia internasional yaitu: persepsi yang baik atas daya tahan ekonomi Indonesia terhadap krisis, sebagai bentuk pengakuan atas status Indonesia yang juga dapat merepresentasikan negara berkembang lainnya, sebagai momentum 20 tahun sekali yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memberi nilai tambah bagi pemulihan perekonomian Indonesia, khususnya bagi para pelaku ekonomi dan keuangan. dan sarana memperkenalkan pariwisata dan produk unggulan Indonesia kepada dunia internasional.

G20 juga menjadi tantangan bagi Indonesia untuk dapat mengorkestrasi agenda pembahasan pada G20 agar mendukung dan berdampak positif dalam pemulihan aktivitas perekonomian Indonesia, serta untuk menunjukkan kepemimpinan Indonesia di kancah internasional, khususnya dalam pemulihan ekonomi global.

G20 diperkirakan akan menciptakan kontribusi US$ 533 juta (sekitar Rp7,4 triliun) pada PDB Indonesia, dan peningkatan konsumsi domestik hingga Rp1,7 triliun.

Dari sisi pariwisata, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyebut gelaran G20 akan berkontribusi terhadap proyeksi peningkatan wisatawan mancanegara hingga 1,8 juta – 3,6 juta dan juga 600 ribu– 700 ribu lapangan kerja baru di sektor kuliner, fashion dan kriya.

Menurut Menteri Koperasi dan UMK Teten Masduki, Presidensi G20 juga akan mendorong investasi pada UMKM dalam negeri, mengingat saat ini 80% investor global berasal dari negara G20.

Melalui momentum G20, Indonesia akan berperan dalam mendesain kebijakan pemulihan ekonomi dunia, yang juga akan meningkatkan konsumsi masyarakat, peningkatan investasi dan kegiatan ekspor-impor yang tumbuh pesat.

Diharapkan, hal ini akan berdampak pada penerimaan pajak yang tumbuh lebih dari 18 persen, penerimaan bea cukai tumbuh lebih dari 24 persen, dan penerimaan PNPB tumbuh lebih dari 23 persen.

Presidensi G20 tahun ini merupakan yang pertama bagi Indonesia selama bergabung menjadi anggota G20 sejak forum internasional tersebut dibentuk pada 1999. Melalui tema ‘Recover Together, Recover Stronger’, Indonesia ingin mengajak seluruh dunia untuk bahu-membahu dan saling mendukung untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan. (**)

Penulis:

Nama           : Arifin Setiyono

Jabatan        : Kepala Seksi PPA 1 A, Kanwil DItjen Perbendaharaan, Provinsi Sumatera Selatan

Alamat Kantor   : Kanwil DJPb, Gedung Keuangan Negara Lt 2, Jalan A Rivai No 2, Kota Palembang

Pendidikan Terakhir: S2 Magister Administrasi Publik UGM. Lulus tahun 2009

No WA/HP: 08787 2010 743

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.