Bandung, Sumselupdate.com – Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat Herman Muchtar memprediksi, dampak dari wacana pemangkasan libur panjang atau cuti bersama Desember akhir tahun 2020 akan merugikan para pelaku usaha di sektor pariwisata, termasuk hotel dan restoran.
“Jelas pemangkasan akhir tahun bagi pariwisata memang dampaknya cukup besar, sebenarnya di sektor pariwisata mengharapkan pada libur akhir tahun yang sudah direncanakan oleh sebagian besar masyarakat yang ingin berwisata, khususnya ke Jawa Barat. Jelas itu merugikan dari dampak kunjungan wisatawan,” ujar Herman Selasa (24/11/2020), seperti dikutip dari detik.com.
Sedianya, ujar Muchtar, para pelaku usaha hotel mengharapkan tingkat okupansi di daerah tempat tujuan wisata bisa mencapai 70 hingga 75 persen.
“Harapan kita rata-rata segitu, walau pun itu tidak sama semua, ada hotel yang 100 persen, ada juga hotel yang 20 persen, yang tidak terpengaruh dengan hari libur, tergantung daerah,” katanya.
Menurutnya, hotel-hotel di wilayah Bandung, Bogor, Depok, Cirebon, Kuningan, Subang, Bandung Barat, Cianjur cukup tinggi pada masa liburan. Walau demikian, ada beberapa hotel yang memiliki tingkat okupansi sedang atau tak terpengaruh pada musim liburan.
“Seperti Indramayu, Majalengka, Sumedang, Cimahi itu kan sedang kalau bicara rata-rata. Tapi ya kembali lagi, yang menentukan itu kan pemerintah, karena pemerintah menyatakan ada pemotongan pemangkasan libur akhir tahun, maka okupansi akan turun,” katanya.
Meski demikian, Herman meminta agar para pelaku usaha di sektor tersebut bisa memaklumi dengan situasi pandemi Covid-19. Apalagi ditengarai, dampak dari libur panjang pada bulan lalu menjadi salah satu penyebab bertambahnya angka kasus baru Covid-19.
“Kepada kawan-kawan, kita harus bisa memahami bahwa pemerintah pun tidak menginginkan hal seperti itu, tapi karena Covid-19 ini, belum ada titik puncak, belum turun dan landai, itu kita harus bisa memahami dengan sikap pemerintah itu,” katanya.
Awalnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi arahan terkait libur panjang akhir tahun ini agar dibahas secara khusus. Usai rapat, Menko PMK Muhadjir Effendy memaparkan hasilnya. Muhadjir mengatakan Jokowi meminta ada pengurangan libur namun belum merinci berapa jumlah pengurangannya.
Jokowi menyatakan perlu ada pembahasan khusus mengenai libur panjang akhir tahun 2020.
“Secara khusus akan kita bicarakan mengenai libur panjang yang nanti akan ada di bulan Desember,” ujar Jokowi saat memimpin rapat terbatas seperti disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (23/11/2020).
Jokowi menggelar rapat terbatas bersama jajaran Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional di Istana Merdeka. Rapat tersebut membahas sejumlah hal, di antaranya persiapan Pilkada Serentak 2020, vaksin Corona, dan libur panjang akhir tahun. (adm3/dtc)