Dampak Kerusakan Topan Matthew yang Mematikan Kian Meluas

Sabtu, 8 Oktober 2016
Dampak kerusakan akibat Topan Matthew di Haiti (Foto: Reuters)

Jakarta, Sumselupdate.com – Dampak kerusakan Topan Matthew yang menerjang Haiti dan Kuba, semakin meluas, Topan paling mematikan ini bergerak mendekati Florida, Georgia, South Carolina dan North Carolina yang ada di Amerika Serikat.

Seperti dikutip detikcom dari kantor berita AFP, Sabtu (8/10/2016), Topan Matthew juga menerjang fasilitas peluncuran roket milik NASA di Cape Canaveral. Akibatnya terjadi pemadaman listrik dan kerusakan atap bangunan akibat hembusan angin kencang di Pantai Florida.

Bacaan Lainnya

Kian meluasnya dampak topan ini membuat Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengumumkan keadaan darurat di negara bagian Florida seiring Topan Matthew mengarah ke wilayah tersebut.

Obama mengatakan seperti dilansir NBC, Jumat (7/10/2016), Topan Matthew merupakan “badai yang serius, dan kami ingin semua orang juga menanggapinya dengan sangat serius.” Obama memerintahkan Departemen Keamanan Dalam Negeri dan Badan Manajemen Darurat Federal (FEMA) unyuk mengkoordinir upaya-upaya untuk meringankan penderitaan yang ditimbulkan akibat topan.

Keadaan darurat ini diumumkan untuk membantu badan-badan darurat melindungi warga dan meringankan ancaman badai tersebut.

Gubernur Florida Rick Scott pun mengingatkan sekitar 8 juta warga di negara bagian tersebut untuk bersiap menghadapi topan mematikan ini.

“Semua orang di negara bagian kita sekarang harus bersiap untuk diterjang langsung,” ujar Scott dalam konferensi pers. “Jika Matthew langsung menerjang Florida, kehancurannya bisa sangat besar dan Anda perlu bersiap,” imbuhnya.

Selain Florida, berdasarkan perkiraan, topan dahsyat tersebut juga bisa berdampak di wilayah-wilayah AS lainnya seperti South Carolina, North Carolina dan Georgia.

Topan Matthew ini telah menewaskan lebih dari 300 orang di Haiti. Kebanyakan korban tewas karena tertimpa pohon, terkena serpihan dan tenggelam akibat meluapnya sungai-sungai ketika Matthew menghantam dengan membawa kecepatan angin 230 kilometer per jam pada Selasa, 4 Oktober lalu.

Kebanyakan korban jiwa terjadi di kota-kota dan desa-desa nelayan di sekitar semenanjung Tiburon, salah satu wilayah paling indah di Haiti. Topan ini menghantam langsung semenanjung tersebut dan menghancurkan rumah-rumah penduduk pada Senin (3/10) dan Selasa (4/10) lalu.

Sementara itu, Sara Loff pada website NASA seperti dikutip AFP, Sabtu (8/10/2016), membenarkan Topan Matthew juga menerjang fasilitas peluncuran roket milik NASA di Cape Canaveral.

Namun terjangan angin topan ini tidak menyebabkan kerusakan pada roket, pesawat luar angkasa maupun peralatan penting program luar angkasa milik Amerika dan perusahaan swasta SpaceX.

“Meskipun ada beberapa kerusakan di Kennedy Space Center (KSC), seperti kerusakan atap yang cukup parah, kerusakan jendela, intrusi air, kerusakan pada bangunan modular dan sisi bangunan,” tulis Sara Loff seperti dikutip detikcom.

“Tidak tampak kerusakan pada hardware penerbangan saat ini,” tukasnya.

NASA melaporkan pukul 09.45 waktu setempat topan terburuk telah melewati lepas pantai di Cape Canaveral. Sekitar satu jam sebelumnya, topan Matthew kategori 3 merusak landasan peluncuran NASA sekitar 42 kilometer dari ujung Cape Canaveral dengan kecepatan angin hingga 172 kilometer/jam.

Sebagian besar karyawan telah dievakuasi, tapi 116 kru sempat bertahan di Kennedy Space Center. Mereka memiliki misi untuk melaporkan peristiwa yang berhubungan dengan Emergency Operations Center yang berlokasi di Launch Control Center di Kompleks 39 dan diizinkan untuk mengambil langkah apa saja untuk menjaga keamanan fasilitas.

Sebelumnya Presiden Amerika Serikat Barack Obama telah mengumumkan keadaan darurat di negara bagian Florida seiring Topan Matthew mengarah ke wilayah tersebut.

Obama mengatakan seperti dilansir NBC, Jumat (7/10/2016), Topan Matthew merupakan “Badai yang serius, dan kami ingin semua orang juga menanggapinya dengan sangat serius.” Obama memerintahkan Departemen Keamanan Dalam Negeri dan Badan Manajemen Darurat Federal (FEMA) unyuk mengkoordinir upaya-upaya untuk meringankan penderitaan yang ditimbulkan akibat topan.

 

Dampak kerusakan akibat Topan Matthew di Haiti (Foto: Reuters)
Dampak kerusakan akibat Topan Matthew di Haiti (Foto: Reuters)

 

Terpisah, Kepala Divisi Hubungan Internasional (Hubinter) Polri Irjen Ketut Untung Yoga mengatakan, tidak ada anggota Polri yang jadi korban atau hilang kontak akibat peristiwa topan itu.

“Itu kan ada beberapa negara yang kirim polisi ke sana untuk misi perdamaian, tidak ada anggota kita (Polri yang korban atau hilang kontak)” kata Ketut saat dihubungi wartawan, Jumat (7/10/2016).

“Anggota Polri masih dalam kondisi terkontrol dan aman,” sambungnya.

Ketut menambahkan, 20 anggota Polri yang sedang bertugas di Haiti itu terdiri dari 14 polisi lelaki (Polki) dan 6 polisi wanita (Polwan).

Dalam rilis KJRI New York, Jumat (7/10/2016), KJRI New York mengimbau diaspora dan WNI yang bermukim di negara bagian dan kota-kota yang diperkirakan dilalui Topan Matthew agar terus meningkatkan kewaspadaan, memantau ramalan cuaca, dan peringatan-peringatan bahaya yang disampaikan oleh instansi yang berwenang.

Warga yang tinggal di wilayah yang masuk kategori wajib evakuasi agar mematuhi perintah pihak berwenang. Bagi warga yang tidak diwajibkan evakuasi, agar mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan seperti menyiapkan persediaan air dan makanan. Jika terjadi pemadaman listrik maka harus menggunakan generator. Generator harus terletak di luar ruangan atau di ruangan dengan ventilasi serta hindari bepergian hingga keadaan aman.

Bagi WNI yang ingin mendapatkan informasi silakan menghubungi hotline KJRI New York dengan nomor telepon +13478069279. (hyd)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.