Jakarta, Sumselupdate.com – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan pemerintah RI telah melakukan banyak kerja sama internasional dalam upaya penanganan virus Corona (COVID-19). Kerja sama tersebut difokuskan untuk menjamin kelancaran pasokan alat kesehatan dan obat-obatan.
“Mengenai dukungan internasional atau kerja sama internasional. Sebagai anggota gugus tugas Kemlu terus menjalin komunikasi kerja sama internasional untuk mempercepat penganan COVID-19 di Indonesia khususnya dalam menjamin kelancaran pasokan alat kesehatan dan obat-obatan yang diperlukan,” kata Retno dalam telekonferensi pada Kamis (9/4/2020) seperti dikutip dari detikcom.
Retno menyebutkan pemerintah sudah memiliki 58 dukungan kerja sama internasional. Kerja sama tersebut dilakukan dengan berbagai organisasi hingga pihak swasta dari luar negeri.
“Dapat kami sampaikan bahwa hingga saat ini tercatat 58 dukungan yang akan dan telah disampaikan kepada Indonesia baik oleh pemerintah, organisasi atau entitas internasional, swasta dan NGO asing,” ucap Retno.
Lebih lanjut Retno memaparkan ada 9 negara yang turut mendukung pemerintah. Negara tersebut dari Amerika Serikat hingga Australia.
“Kerja sama dengan pemerintah jadi G2G berasal dari 9 negara, yaitu Tiongkok, Jepang, Amerika Serikat, Vietnam, Singapura, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, dan Uni Emirat Arab,” kata Retno.
Retno juga menyebutkan beberapa kerja sama yang telah dilakukan dengan berbagai organisasi internasional, seperti World Health Organization (WHO). Kemudian ada juga kerja sama dengan pihak swasta yang tersebar di berbagai negara.
“Sementara kerja sama dengan 7 organisasi dan entitas internasional yaitu dengan WHO, ADB, IAEA, UNDP, IOM, Global Fund, dan UNICEF,” ujar Retno.
“Sementara itu, kerja sama dengan 42 NGO dan juga dari kalangan swasta setidaknya berasal dari 9 negara. Jadi mereka adalah swasta dan NGO yang berasal dari 9 negara, yaitu Singapura, Korea Selatan, Tiongkok, Prancis, Rusia, Jerman, Jepang, dan Swedia,” sambungnya.
Menurut Retno, kerja sama yang paling banyak dilakukan adalah terkait pengadaan alat-alat kesehatan. Misalnya alat pelindung diri (APD).
“Bantuan apa yang paling banyak diterima atau kerja sama apa yang paling banyak dilakukan sejauh ini yaitu menyangkut pengadaan masker, rapid test, dan APD atau PPE, personal protective equipments,” tutur Retno. (adm3/dtc)