PALI, Sumselupdate.com – Pemberian insentif kepada para guru dan pegawai tata usaha (TU) yang berada di wilayah Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) oleh Pemerintah Provinsi Sumsel dinilai beberapa guru dan TU tidak tepat sasaran sesuai ketentuan yang diberlakukan untuk bisa mendapatkannya.
Seperti diutarakan Rika Margaretha Amd (32) yang pegawai TU di SMA Negeri 2 Unggulan Talang Ubi. Dirinya merasa kecewa lantaran namanya tidak terdaftar di dalam penerima intensif tersebut, meskipun dirinya sudah bekerja secara maksimal sesuai dengan syarat ketentuan.
“Saya sudah sembilan tahun bekerja di sekolah ini dan memiliki surat keputusan yang tidak putus-putus. Begitu juga dengan SK Bupati yang saya miliki. Semestinya saya masuk di dalam itu, karena berbagai syarat sudah terpenuhi,” ujarnya belum lama ini.
Kekecewaannya tersebut kian mendalam, karena ada rekan seprofesinya yang baru saja menjadi bagian TU, namanya masuk dalam daftar nama penerima insentif tersebut. “Padahal rekan seprofesi saya itu baru dua tahun sekolahnya berdiri, tapi dapat intensif. Jadi saya merasa kecewa dan minta keadilan akan hal ini,” tambahnya.
Dirinya siap apabila pemerintah provinsi ingin melakukan pendataan ulang. “Saya minta pendataan bisa diulang, karena saya sangat layak mendapat insentif tersebut, untuk membantu saya memenuhi kebutuhan keluarga sebagai pegawai honorer,” pintanya.
Ditambahkan Dewi, salah satu guru honorer yang juga bertugas di SMA Negeri 2 Unggulan Talang Ubi ini, bahwa dirinya turut merasakan apa yang dialami teman satu kantornya itu. Sebagai guru honorer yang belum layak mendapatkan intensif karena jam mengajar kurang, merasa malu apabila mendaptkan intensif itu.
“Kalau saya malu dan sadar diri. Jam mengajar saya kurang. Jadi tidak layak mendapatkan insentif itu. Kalau di sekolah ini sendiri cuma satu guru yang mendapatkan, dan yang bersangkutan memang layak mendapatkannya karena semua syarat terpenuhi,” tambahnya. (adj)
