Jakarta,sumselupdate.com- Badan Anggaran (Banggar) DPR RI menggelar Rapat Kerja dengan agenda membahas pokok-pokok Rancangan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RUU APBN) Tahun Anggaran 2025, Selasa (27/8/2024).
Ketua Banggar DPR RI, Said Abdullah, menekankan, RAPBN 2025 harus menjadi pondasi untuk arah kebijakan pembangunan pemerintahan yang baru.
Pemerintah telah menyerahkan RAPBN 2025 pada 16 Agustus 2024 lalu. RAPBN kali ini tidak hanya berfungsi sebagai anggaran tahunan, tetapi juga sebagai jembatan antara pemerintahan Presiden Joko Widodo dan pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto yang mulai bertugas 20 Oktober 2024.
“RAPBN 2025 harus menjadi titik pijak untuk arah kebijakan pembangunan presiden terpilih. Ini merupakan langkah penting memastikan kesinambungan dan konsistensi dalam kebijakan ekonomi dan pembangunan,” ujar Politisi Fraksi PDI-Perjuangan itu saat memimpin rapat di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (27/8/2024).
Dalam rapat itu, Said mengomentari target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen yang kemudian membandingkan dengan pencapaian beberapa tahun lalu.
Dia menyampaikan, sejak 2015 hingga 2023 hanya sekali pertumbuhan ekonomi melampaui target APBN di Tahun 2022 dari target 5,2 dan berhasil dilampaui mencapai 5,31 persen.
“Kenyataan ini mengundang tanya kenapa kita sulit mencapai target pertumbuhan ekonomi? Jawabannya sudah ada di pikiran kita semua, kita menghadapi berbagai persoalan struktural, ekonomi biaya tinggi karena perizinan dan korupsi, ketidakpastian hukum, kualitas SDM yang belum terampil, belum terjalin secara baik konektivitas antar wilayah dan menurunnya demokrasi,” tuturnya.
Menurut Said, konsumsi domestik masih merupakan pilar utama perekonomian. Dalam enam tahun terakhir, jumlah kelas menengah turun 8 juta jiwa, padahal kelas penggerak merupakan konsumsi domestik.
Turunnya jumlah kelas menengah berdampak pada penurunan konsumsi domestik.
Banggar DPR RI pun mendorong pemerintah mengambil langkah lebih progresif menangani berbagai persoalan struktural tersebut.
Said yang juga Anggota Komisi XI DPR RI ini kemudian merujuk pada dokumen Visi Indonesia 2045, yang menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,4 persen.
Dia menilai angka ini sebagai asumsi moderat.
“Tingkat pertumbuhan ekonomi 5,4 persen. Asumsi ini sesungguhnya di level moderat kalaulah kita belum melangkah sampai enam persen. Kita membutuhkan sejumlah modal penting untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,4 persen.
Strateginya, konsumsi domestik harus dijaga dengan inflasi yang terjaga rendah, investasi yang menopang pembukaan lapangan kerja baru serta memberikan nilai tambah atas produk ekspor,” kata Legislator Dapil Jawa Timur XI itu.
Said menambahkan, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 5,4 persen, diperlukan kontribusi investasi minimal 1,5 persen dan ekspor 0,5 persen setiap tahun. Dengan demikian, investasi dan ekspor sebagai tulang punggung pertumbuhan ekonomi bisa menjadi penopang perekonomian dan tidak hanya bergantung pada konsumsi domestik. (duk)