Palembang, Sumselupdate.com — Jenazah Ustadz Solihin Hasibuan, penceramah terkemuka Palembang, akan disalatkan di Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) Jayo Wikramo pada Senin siang (4/11/2024).

Masjid ikonik ini dipilih karena tidak hanya sebagai tempat yang luas untuk para pelayat, namun juga sebagai simbol penghormatan terakhir bagi almarhum, yang dikenal luas sebagai sosok ulama yang istiqomah dalam berdakwah di Sumatera Selatan.

Setelah disolatkan, jenazah akan dimakamkan di TPU Desa Glebek, Kabupaten Banyuasin, berdekatan dengan makam Ustadz Taufik Hasnuri.

Jenazah penceramah kondang Kota Palembang yang berumur 58 tahun ini, telah berada di rumah duka yang berada di jalan Kolonel H Burlian, KM 6.5, RT 27, Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Sukarami Palembang.

Berdasarkan pantauan di rumah duka, terlihat banyak pelayat yang datang baik dari rekan sesama ustadz maupun pejabat pemerintahan.

Ustadz Kemas Muhammad Ali, mengatakan jenazah ustadz Solihin, akan disalat kan di Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo, sebelum diberangkatkan ke TPU di Desa Glebek, untuk dimakamkan.

“Kepada seluruh jamaah diimbau untuk berkumpul ke masjid Agung, untuk menjalankan salat jenazah, mengingat jika di rumah duka tempatnya tidak memungkinkan untuk dilakukan salat jenazah,” ungkap Ustadz Kemas Muhammad Ali, saat ditemui di rumah duka.

Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, diakui Ustadz Kemas Muhammad Ali, almarhum Ustadz Solihin Hasibuan, berpesan kepada rekan-rekannya sesama tokoh ulama, untuk selalu istiqomah.

“Terus berjuang dan ber istiqomah, untuk tegakkan kebenaran khususnya di Kota Palembang dan Sumatera Selatan,” tutupnya.

Ditempat yang sama, Ahmad Najib teman dekat Ustadz Solihin Hasibuan, mengungkapkan bahwa almarhum merupakan sosok orang yang sangat baik dan santun.

“Saya sangat tahu dengan beliau, orangnya sangat baik dan santun, begitu pedulinya dengan sesama umat. Kita turut berduka cita atas berpulangnya Ustadz Solihin Hasibuan, semoga diterima semua amal ibadahnya, ditempat disisi Tuhan yang Maha Esa Allah SWT,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua RT 27 Saharuddin, mengakui bahwa keseharian almarhum di lingkungan masyarakat RT 27 sangat bergaul dan royal.

“Terakhir bertemu dengan beliau satu bulan yang lalu, kami berbicara soal calon-calon kepala daerah Kota Palembang dan Sumatera Selatan. Sangat baik orangnya, berteman tidak memandang umur, kami merasa kehilangan sosok panutan,” tukasnya. (**)