Jakarta, Sumselupdate. com – Saat ini mayoritas penduduk Indonesia didominasi oleh Generasi-Z, Generasi Milenial, seperti para aktivis di IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), dan mereka tetap tinggal di Indonesia negara dengan demokrasinya membuka peluang lebar2 bagi seluruh warga negara Indonesia termasuk kaum muda. Bila generasi muda ini aktif di politik, kelak akan hidup dalam suasana tidak menguntungkan sebab aturan kehidupan berbangsa dan bernegara yang dibuat pihak bukan dari kalangan muda, tentunya tidak memihak kaum muda.
Agar tatanan kehidupan memberi manfaat pada generasi muda dan menjamin masa depan mereka, sudah sewajarnya anak muda aktif dalam ‘dunia politik’.
Apalagi kalangan muda terpelajar dari Muhammadiyah seperti yang terhimpun dalam IMM. Sebab secara historis maupun ideologis, Muhammadiyah tidak pernah absen dari keterlibatan Politik. .
Demikian disampaikan Wakil Ketua MPR Dr. M. Hidayat Nur Wahid (HNW) saat menjadi keynote speech dalam Studium General Academia Politica. Academia Politica dengan tema ‘Akselerasi Kesadaran Berpolitik Kader IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) Guna Menghadapi Tantangan Kebangsaan’ itu digelar di Aula Ahmad Dahlan, FKIP Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA (UHAMKA), Ciracas, Jakarta Timur, 21 Juni 2024.
Hadir dalam Academia Politica itu Walikota Jakarta Timur yang diwakili Kepala Subab Kesbangpol Handoko; Wakil Rektor UHAMKA Dr M Dwi Fajri, MPdi; Pengurus IMM Jakarta Rahmat Syarif SH; serta ratusan aktivis IMM Jakarta Timur dan mahasiswa UHAMKA.
HNW mengatakan, aktif dalam dunia politik tidak harus menjadi pengurus, anggota, dan aktivis partai politik.
“Paling penting generasi muda harus mempunyai kesadaran tentang peran politik yang bisa mereka lakukan dalam spirit ideologi dan historis Muhammadiyah”kata HNW.
Peran yang dilakukan menurut HNW adalah keterlibatan dan kepedulian terhadap masalah berbangsa dan bernegara, mempersiapkan diri secara moral dan intelektual, aktif berkolaborasi dan merespons agar tampillah positif (ma’ruf) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, semua dimensi sehingga bila ada kebijakan tidak positif (munkar), merugikan rakyat, menyengsarakan umat, merusak lingkungan, menjerumuskan generasi muda, maka mereka berani tampil, aktif melakukan koreksi, dengan cara yang berkeadaban sesuai khiththah Muhammadiyah,” tambahnya.
Dengan cara-cara seperti itulah, generasi muda mengukir masa depan dengan cara lebih bertanggungjawab. “Menjadi generasi yang konstruktif dan kolaboratif,” jelasnya.
Dikatakan, Indonesia adalah negara demokrasi yang sangat terbuka untuk siapapun. Dari keterbukaan ini dunia politik perlu dijaga. Agar dunia politik tidak membahayakan kepentingan generasi muda, sehingga akan lebih bagus kalau keterbukaan diisi generasi muda seperti yang terhimpun dalam IMM ini. “Generasi muda, jangan memubadzirkan potensi dan peluang, dari sekarang perlu membina diri dan lebih tampil dalam spirit berkolaborasi yang lebih positif lagi untuk menyelamatkan masa depan mereka dari dampak buruk perpolitikan dalam segala lini. Itulah di antara tantangan masadepan generasi muda yang perlu diantisipasi sejak sekarang,” tuturnya. (**)