Anis Matta Sarankan Indonesia dan Turki Mediasi Kelompok Perlawanan di Palestina

Jumat, 21 Mei 2021
Ketua Umum Partai Gelora, Anis Matta.

Jakarta, Sumselupdate.com – Ketua Umum Partai Gelora, Anis Matta menyarankan Indonesia bersama Turki memainkan peran untuk memediasi kelompok perlawanan di Palestina usai pengumuman gencatan senjata, setelah 11 hari pertempuran Israel melawan Hamas yang menewaskan sedikitnya 240 orang termasuk anak-anak.

“Momen gencatan senjata itu harus dimanfaatkan dengan baik karena potensi kemerdekaan Palestina dari Israel kian terbuka karena kuatnya dukungan negara Timur Tengah dan negara Barat,” ujar Anis dalam acara Halalbihalal di Media Center Gelora, Jakarta, Jumat (21/5/2021).

Dikatakan Anis, selama ini Eropa, terutama Jerman,  tidak bersikap tegas pada Israel karena dianggap menjadi korban dalam peristiwa Holocaust yang diberlakukan di zaman kepemimpin Hitler di Jerman.

Sekarang, utang budi atas peristiwa Holocaust ketika jutaan orang Yahudi dibantai di Eropa sudah terbayarkan dengan pembantaian yang dilakukan tentara Israel atas rakyat Palestina.

Advertisements

Menurut Anis, dukungan negara Eropa atas Israel mulai berkurang setelah menyaksikan kejadian terakhir di Gaza ketika banyak warga sipil terbunuh akibat serangan rudal Israel.

Anis menilai sebagai dua negara yang berpenduduk Islam terbesar, seharusnya Presiden Jokowi dan Presiden Turki, Recep Tayyib Erdogan bisa memainkan peran mediator di antara kelompok perlawanan seperti Hamas dan Fatah.

Sejauh ini kata dia, Hamas lebih banyak melakukan perjuangan bersenjata menghadapi Israel, sedangkan Fatah lebih memilih cara diplomasi.

Upaya Fatah dalam diplomasi mencapai puncak saat dicapainya Perjanjian Oslo pada 2004 soal pendirian dua negara Israel dan Palestina yang hidup berdampingan secara damai.

“Momen gencatan senjata ini bisa dimamfaatkan Indonesia dan Turki untuk memainkan peran memediasi kelompok perlawanan yang sekarang kian terlihat mulai bersatu,” tegas Anis.

Ditambahkan, gencatan senjata yang diumumkan tersebut  merupakan kemenangan bagi Hamas yang telah membuat sistem pertahanan Israel kewalahan.

Apalagi sistem pertahanan Iron Dome milik Israel tidak mampu menghadapi serangan roket Hamas meski korban tewas di pihak Hamas lebih banyak dari Israel. (duk)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.