Raker Dengan Kemendikbud, Anggota DPR RI Soroti Turunnya Pagu Indikatif Belanja Kemendikbudristek

Penulis: - Jumat, 7 Juni 2024
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Agustina Wilujeng Pramestuti

Jakarta, Sumselupdate.com – Wakil Ketua Komisi X DPR RI Agustina Wilujeng Pramestuti menyoroti turunnya pagu indikatif belanja Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun 2025.

Sebagaimana diiketahui, pagu indikatif belanja Kemdikbudristek pada 2025 adalah Rp83,19 triliun. Angka tersebut menunjukan adanya penyusutan  16 persen dibanding alokasi anggaran Kemendikbudristek tahun 2024.

Bacaan Lainnya

“Kebijakan ini berpotensi menghambat seluruh pos belanja yang menunjang perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia,” ujar Agustina  dalam Rapat Kerja Komisi X bersama Menteri Nadiem Makarim saat membahas RKA-K/L dan RKP K/L Tahun 2025, di Ruang Rapat Komisi X DPR RI, Gedung Nusantara I, DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (5/6/2024).

Menurut Agustina, titik masalah mengapa pembiayaan dari Kemendikbud untuk Paud, SD, SMP, SMK. Kemudian perguruan tinggi negeri serta berbagai macam tunjangan untuk dosen guru dan lain-lain itu tidak bisa rileks.  Karena semua sangat terbatas, bahkan dibatasi.

Apakah masih ada harapan penambahan anggaran Kemendikburistek lagi untuk tahun 2025? yang kita lihat ploting anggaran dari Kementerian Keuangan turun drastis. Ini semakin memprihatinkan.

Politisi Fraksi PDI-Perjuangan itu juga mempertanyakan tidak proporsionalnya pembagian alokasi anggaran pendidikan tahun 2025. Pasalnya, walaupun anggaran pendidikan tahun 2025 lebih tinggi dibandingkan tahun 2024. Akan tetapi ploting anggaran pendidikan tahun 2025 malah lebih besar untuk kebutuhan transfer ke daerah (TKD) dibanding untuk Kemendikbudristek, yang mana pengelolaan TKD di luar kuasa dari Kemendikburistek.

Perlu diketahui, anggaran pendidikan untuk 2025 dialokasikan sebesar Rp708,2 triliun hingga Rp741,7 triliun, lebih tinggi dari anggaran tahun 2024 sebesar Rp665,02 triliun.

Akan tetapi, pagu indikatif belanja Kemdikbudristek  2025 menunjukan adanya penyusutan sebesar 16 persen dibanding dengan alokasi anggaran Kemendikbudristek tahun 2024.

Oleh sebab itu, dia mendorong Kemendikburistek  menelusuri efektivitas kontribusi TKD terhadap perbaikan pendidikan di Indonesia.

“Hampir 5 tahun, yang tidak saya pahami adalah anggaran pendidikan melalui transfer daerah dan dana desa. Apakah teman-teman Kemendikburistek ini gak punya kenalan atau tim sukses lurah? Supaya bisa paham, kemana sih perginya dana desa, berapa persen yang digunakan untuk pendidikan? Maka sangat aneh bagi kami,” katanya.

Terkait dengan usulan Kemendikbudristek untuk memperoleh tambahan anggaran tahun 2025 sekitar Rp25 triliun, mewakili Komisi X DPR, dia menyampaikan Kemendikbudristek harus memberikan rincian data yang lugas dan jelas rencana penggunaan tambahan anggaran tersebut. Jika data tersebut sudah diterima, Komisi X DPR akan melakukan kajian sekaligus pendalaman. (**)

Bantu Kami untuk Berkembang

Mari kita tumbuh bersama! Donasi Anda membantu kami menghadirkan konten yang lebih baik dan berkelanjutan. Scan QRIS untuk berdonasi sekarang!


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.