Polri: 3 WNI yang Ditangkap Polisi Malaysia Terkait ISIS

Jumat, 20 Juli 2018
Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto.

Jakarta, Sumselupdate.com – Tiga WNI tersangka aksi teror yang ditangkap kepolisian Malaysia terindikasi berafiliasi dengan ISIS. Hal ini diungkap Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto.

“Saya ingin sampaikan bahwa ini ada penangkapan warga Indonesia di Malaysia. Ada tiga orang yang diduga terafiliasi dengan kelompok ISIS,” kata Setyo di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (19/7/2018).

Ketiga WNI tersangka teror ini, disebutkan Setyo, sudah dipantau dan dideteksi kepolisian setempat. Saat ini ketiganya masih diamankan di Malaysia.

“Jadi mereka melintasi perbatasan atau tempat pemeriksaan imigrasi di Malaysia. Kemudian sudah terdeteksi oleh otoritas Malaysia. Mereka ada indikasi ada terkait dengan ISIS. Oleh sebab itu diamankan dulu di sana,” terangnya.

Setyo mengatakan Polri sudah berkoordinasi dengan atase kepolisian di Malaysia. Atase polisi di Malaysia tengah menggali informasi lebih lanjut soal tiga WNI tersangka teror itu.

“Sekarang kita sedang melakukan koordinasi dengan atase polisi di sana. Atase polisi Indonesia yang di Malaysia sedang melakukan koordinasi untuk mendapatkan informasi-informasi lebih lanjut.

Sejauh ini ada satu tersangka yang identitasnya sudah diketahui. Satu tersangka itu adalah UR (42). Untuk sementara belum ada informasi terkait dua tersangka lainnya.

“Satu inisial UR, 42 tahun. Kemudian yang dua identitas belum dapat karena ada di polisi Malaysia, masih ditangkap. Nanti kalau ada informasi lebih lanjut, akan disampaikan,” jelas Setyo.

Sebelumnya, kepolisian Malaysia menangkap tujuh tersangka teror, yang salah satunya mengancam akan membunuh Yang di-Pertuan Agong Sultan Muhammad V dan Perdana Menteri (PM) Mahathir Mohamad. Terdapat juga tiga warga negara Indonesia di antara tersangka yang ditangkap. (adm3/dtc)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.