Penjual Pakaian Bekas di Baturaja Meggeluh Sepi Pembeli, Sampai Lakukan Hal Ini..

Rabu, 25 April 2018

Baturaja, Sumselupdate.com – Sudah sejak tahun lalu hingga saat ini penjual pakaian bekas impor di Pasar Impres Baturaja Kabupaten OKU mengeluh sepi pembeli. Pedagang mengaku sepinya pembeli meski di hari libur dan menjelang hari hari besar.

Muka lesu tampak terpancar diraut wajah para pedagang. Berdasarkan pengakuan pedagang,  tak biasanya lapak dagangan mereka sepi pembeli di banding tahun-tahun sebelumnya.  Kini omzet mereka pun menurun drastia dibanding tahun lalu.  Rata l-rata penjualan turun sedikitnya 50 persen.

Bacaan Lainnya

“Sepi, semuanya susah sekarang. Mungkin orang-orang pada susah juga, harga-harga pada naik barang-barang mahal,  jadi mau belanja juga mereka pas-pasan. Mungkin karena faktor itu,” kata seorang pedagang sepatu dan baju, Roslince kala ditemui di lokasi Rabu (25/4/2018).

Ia mengatakan, dalam sehari hanya mendapatkan omzet Rp 1 juta dari barangnya yang terjual. Padahal tahun lalu dia bisa mendapatkan Rp 3 juta dalam sehari. “Sekarang sangat susah, satu juta itu kotor bukan bersih kami dapat,” katanya.

Pedagang pakaian di lokasi yang sama,  Mama Togo juga mengatakan hal senada. Menurutnya  selain daya beli masyarakat yang turun, sepinya pembeli juga berdampak pada susah nya menghabiskan barang yang telah dibelinya dari agen di kota Medan. “Kadang kami ngak dapat sama sekali uang, malah merugi,” jelasnya.

Mereka berdua kompak beranggapan bahwa tak ada kekhawatiran masyarakat terhadap pakaian bekas. Mereka menduga, sepinya pembeli semata-mata karena daya beli yang turun di tengah harga-harga sedang tak menentu.

“Kalau yang tahu merek masih ada yang beli,  tapi kalau tidak faham sering beli yang baru,  sebab harga kami ada yang sama dengan baru bahkan ada pakaian atau sepatu yang lebih mahal, “ucapnya.

Biasanya mereka mengantungi omzet Rp2 juta bahkan Rp3 juta sehari. Kini mendapatkan Rp 500 per hari pun mereka mengaku sangat bersyukur.

Diakui mereka pakaian impor bekas ini langsung didatangkan dari Kota Medan,  saat ini juga mendatangkan nya juga sangat susah. Selain harganya juga naik, sementara untuk menghabiskan nya saja sangat susah jika sudah sampai di Kota Baturaja.

“Mau untung apa lagi, biaya tempat disini mahal Rp77 ribu per bulan belum biaya lainnya. Mau tidak mau harus dibayar. Kalau tidak laku terpaksa utang,” keluhnya. (wid)

Bantu Kami untuk Berkembang

Mari kita tumbuh bersama! Donasi Anda membantu kami menghadirkan konten yang lebih baik dan berkelanjutan. Scan QRIS untuk berdonasi sekarang!


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.