Bekasi, Sumselupdate.com – Anggota Komisi VII DPR RI Novita Hardini menekankan pentingnya tanggung jawab sosial (CSR) perusahaan industri kendaraan listrik, termasuk PT SGMW Motor Indonesia (Wuling), terutama di daerah tertinggal.
Efek berganda dari investasi industri tidak hanya diukur dari penyerapan tenaga kerja, tetapi juga dari kontribusi sosial terhadap masyarakat sekitar.
“Jadi saya mendengar ada beberapa paparan hampir 90% tenaga kerja yang memproduksi memproses bahkan memasarkan kendaraan listrik di Wuling orang Indonesia, dan ditingkatkan keterampilannya dengan baik setara dengan tenaga kerja di China. Tapi di satu sisi saya ingin teman-teman di wuling memperhatikan, bagaimana bentuk sosial responsibility khususnya pada daerah tertinggal yang masih kesulitan akses infrastruktur dan lain sebagainya. Itu bentuk social responsibility-nya seperti apa,” kata Novita di Bekasi, Jawa Barat, Jumat (4/7/2025).
Novita menginginkan kedatangan Komisi VII DPR RI ke PT. SGMW Motor Indonesia sekaligus untuk mengetahui bagaimana secara data, apakah sudah cukup komprehensif.
Lalu market yang dituju seperti apa, dan bagaimana mereka bisa bersaing dengan competitor sejenis, langkahnya seperti apa, sehingga dis bersama rekan-rekan di Komisi VII DPR RI dapat menggandeng Pemerintah untuk melindungi keberlanjutan investasi Wuling ke depan.
“Sehingga ketika kami melindungi negara hadir, kami percaya rencana ekspansi besar-besaran wuling untuk ekspor dari barang-barang yang diproduksi di Indonesia ini bisa berjalan dengan lancar dan baik ke depannya, dan kami juga menghimbau agar proses bahan mentah yang diproduksi tolong jangan diproduksi di tempat padat penduduk, kemudian tempat pariwisata. Kita harus memastikan proses produksi di tempat yang memang layak dilakukan proses penambangan,” tuturnya.
Novita meminta Wuling untuk memastikan limbah baterai yang dibuat dan digunakan tidak merusak lingkungan. Jangan sampai hal ini seperti buah simalakama, inginnya membangun industri hijau tapi malah mencemari lingkungan dengan limbah yang dihasilkan.
“Setidaknya kami harus memastikan regulasi tentang limbah baterai ini segera diurus, segera dibuat, sehingga kita dapat memastikan bahwa tidak ada kerusakan lingkungan. Kita niatnya ingin mendorong investasi hijau ya kan dengan menggunakan tenaga listrik ini, tapi jangan sampai tenaga listrik ini malah mencemari lingkungan lain dengan adanya limbah baru yang dihasilkan,” paparnya.
(**)