Surabaya, sumselupdate.com – Bencana banjir menerjang pemukiman dan merusak tanaman petani. Seperti di Kecamatan Yosowilangun dan Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Banjir imbas luapan Sungai Gogosan merendam 120 hektare lahan persawahan.
“Hal ini harus diantisipasi pemerintah agar membangun sinergi lintas stakeholder untuk mengantisipasi dan mencari solusi atas bencana banjir yang terjadi,” kata LaNyalla di Surabaya, Jatim, Rabu (8/3/2023).
Sebagaimana diketahui, luapan Sungai Gogosan merendam areal lahan pertanian berupa cabai, tomat, dan sejumlah tanaman lain. Banjir juga menyapu lahan pertanian di Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, Situbondo yang merusak tamanan semangka dan melon.
Akibatnya, petani merugi hingga ratusan juta rupiah. Selain petani yang mengalami kerugian, bencana juga berdampak pada harga dan pasokan di pasaran. Masyarakat mengeluhkan harga yang melonjak tinggi.
“Ini berdampak pada perekonomian warga, terutama jual beli di pasaran. Saya kira banjir ini memiliki dampak luas. Maka perlu diantisipasi dan dicarikan solusi dengan serius,” kata LaNyalla.
Menurut LaNyalla, banjir yang menyebabkan gagal panen bukan kali ini saja terjadi. Hampir menahun dan belum ada solusi yang jitu.
“Gagal panen disebabkan banjir masalah klise. Jika pemerintah serius masalah banjir bisa diatasi Tentu tak boleh,” kata dia.
LaNyalla mendorong pemerintah bersinergi untuk mencari jalan keluar antara stakeholder yang saling terlibat di dalam penyelesaian banjir yang mengakibatkan sejumlah lahan pertanian rusak.
“Jika tidak ada penyelesaian dan kasus seperti ini berulang maka kita terperosok ke lubang yang sama,” tegasnya. (duk)