Muarabeliti, Sumselupdate.com– Dinas Kehutanan (Dishut) Kabupaten Musi Rawas, memastikan di wilayah Kabupaten Musi Rawas (Mura) hingga saat ini, belum ditemukan Hot Spot (Titik api), kendati beberapa wilayah termasuk di Mura telah memasuki musim kemarau panjang.
”Salah satu indikatornya, karena kemarau tahun ini adalah kemarau basah atau istilahnya La Nina. Ini berbeda dari tahun sebelumnya, kemarau kering dengan waktu yang cukup panjang (El Nino), sehingga menciptakan hot spot,” ungkap Sekretaris Dishut Kabupaten Mura Tri Retiyanto.
Ia menjelaskan, kemarau yang berbeda kali ini, membuat cuaca sesekali tetap memicu turunnya hujan. Sementara dalam beberapa tahun sebelumnya, kemarau panjang tidak ada hujan sama sekali, bahkan kerap mengakibatkan kebakaran dan kabut asap.
“Kalau tahun ini, walaupun kemarau panjang sekali-kali tetap turun hujan, dikarenakan pengaruh dari La Nina. Jadi, meminimalisir bencana, misalnya ada kebakaran hutan, bisa saja malamnya sudah terantisipasi atau padam sendiri karena hujan. Apalagi, letak geografis Kabupaten Mura berada di wilayah hulu, jadi sering hujan,” jelasnya.
Namun, diakuinya Dishut Mura tetap akan melakukan langkah-langkah antisipasi, guna mencegah seandainya timbul titik api, seperi memasang baliho himbauan di tempat-tempat strategis, untuk mengajak masyarakat agar tidak membakar lahan.
“Itu bentuk sosialisasi kita, selain itu setiap safari Ramadhan, kita selalu menghimbau kepada masyarakat untuk tidak membakar lahan untuk membuka lokasi pertanian. Kita berharap, dengan cara pendekatan kepada masyarakat, ke depan budaya membakar lahan berangsur-angsur akan berkurang. Beberapa lahan mudah terbakar di Mura, salah satunya di Desa Campur Sari, Kecamatan Megang Sakti, karena dikenal sebagai lokasi lahan gambut paling banyak,” ungkapnya. (Ain)
