Kompleksitas Persoalan Lapas, Jual Beli Fasilitas Sampai Napi Kabur

Kamis, 20 Desember 2018
Mantan Kepala Lapas Sukamiskin, Wahid Husen

Jakarta, sumselupdate.com – Direktur Eksekutif Indonesian Club, Gigih Guntoro menyampaikan catatannya. Bagi dia, sebagai benteng sanksi terakhir dari sistem peradilan pidana, lapas mestinya bisa berperan maksimal. Namun, saat ini justru memunculkan berbagai persoalan krusial.

“Kompleksitas persoalan tersebut, merupakan manifestasi sistem penegakan hukum dan buruknya tata kelola yang sudah berlangsung lama,” kata Gigih dalam keterangan resminya, Kamis 20 Desember 2018.

Gigih menekankan, belum ada solusi nyata dari kompleksitas persoalan lapas. Ia pun menyindir ketidakberdayaan dalam pengelolaan pascaterbongkarnya kasus jual beli fasilitas di Lapas Sukamiskin.

Ia juga menyinggung persoalan, seperti sekitar 50 persen lapas yang sudah terpapar sindikat jaringan narkoba internasional. Persoalan ini belum ada solusi dan malah menambah buruk citra lapas.

Advertisements

“Fakta tersebut, mengonfirmasi lapas saat ini telah berubah fungsi menjadi persemaian kejahatan,” jelasnya.

Lalu, ia menyoroti kenakalan oknum lapas yang terlibat dalam praktik kejahatan. Operasi tangkap tangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menyeret eks Kepala Lapas Sukamiskin, Wahid Husen menjadi bukti keterlibatan oknum.

Merujuk hasil riset Indonesian Club dalam setahun terakhir, diketahui oknum petugas lapas punya peran kontribusi besar terjadinya praktik kejahatan. Dari riset itu diketahui, 84,5 persen kejahatan diproduksi, karena kerja sama antara napi dan oknum petugas lapas.

“Sementara, 15,5 persen kejahatan dilakukan mandiri oleh para napi. Ada keterlibatan oknum petugas dari level rendahan hingga level tertinggi di lapas,” tutur Gigih. (adm3/vvn)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.