Inflasi Indonesia Bukan Efek Krisis Global, Pakar: Masalah Ketersediaan Pangan

Minggu, 17 Juli 2022
Harga cabai di pasar tradisional dan modern meroket sejak beberapa pekan terakhir.

Jakarta, Sumselupdate.com – Kelangkaan pasokan jadi salah satu masalah yang membuat berbagai harga komoditas menjadi mahal. Namun, hal ini tidak sepenuhnya dipengaruhi perkembangan kelangkaan secara global.

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Hasran mengatakan, ketegangan antara Rusia dan Ukraina membuat masalah ini memang semakin sulit dibendung karena keduanya adalah eksportir besar dari sektor energi, gandum dan minyak biji matahari.

Bacaan Lainnya

“Negara-negara eropa dan US sangat terdampak dengan kenaikan harga pangan dan energi ini sehingga tidak heran inflasi di sana begitu tinggi,” kata dia.

Namun, hal tersebut cukup berbeda dengan Indonesia lantaran pemerintah tetap mempertahankan harga BBM subsidi meski harga minyak dunia telah naik.

“Walaupun kita merupakan pengimpor gandum namun dampaknya tidak secara langsung terasa pada harga-harga komoditas yang menggunakan bahan baku gandum seperti Mie instan dan roti,” ujarnya.

Hingga Juni 2022, inflasi Indonesia sudah mencapai angka 4,35%, tertinggi dalam lima tahun belakangan. Meski demikian, menurutnya bukan disebabkan faktor global dan lebih pada ketersediaan pangan, terutama komoditas seperti cabai telur dan bawang.

“Selagi pemerintah menjaga pasokan pangan dan belum menaikkan harga BBM bersubsidi maka inflasi Indoensia masih akan cenderung aman,” imbuhnya.

Ia berharap, pemerintah mengantisipasi arus modal keluar dari Indonesia yang berpotensi disebabkan kenaikan suku bunga acuan The Fed yang naik sehingga nilai tukar rupiah melemah.

Terlebih, menurutnya potensi resesi Indonesia sangat kecil karena momentum kebangkitan ekonomi Indonesia yang kuat pasca pandemi COVID-19.

“Perlu untuk kita ketahui inflasi di negara-negara maju dan negara berkembang saat ini tidak semata-mata disebabkan oleh disrupsi global saja. Sebagian besar disebabkan oleh kebijakan internal negara masing-masing,” kata dia.

Dalam wawancara bersama Warta Ekonomi –jaringan Suara.com, ia mengatakan, inflasi global sudah terjadi sejak pandemi COVID-19 saat sejumlah negara mulai menyuntikkan stimulus guna menopang ekonomi mereka.

Sementara, penyebab kelangkaan komoditas menurutnya lebih disebabkan adanya kenaikan permintaan sementara supply chain masih terganggu sehingga harganya naik signifikan.(src)

Bantu Kami untuk Berkembang

Mari kita tumbuh bersama! Donasi Anda membantu kami menghadirkan konten yang lebih baik dan berkelanjutan. Scan QRIS untuk berdonasi sekarang!


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.