Jakarta, Sumselupdate.com- Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menegaskan, Visi Indonesia Emas 2045 yang secara resmi telah diluncurkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) Kamis (15/6/2023), harus menjadi mimpi bersama dan sebagai ruh nasionalisme baru kita semua.
Hal itu disampaikan Anis Matta saat memberikan pengantar diskusi Gelora Talks bertajuk ‘Proyeksi 100 Tahun Indonesia: Menuju Superpower Baru Dunia’, Rabu (21/6/2023).
Diskusi ini dihadiri Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas 2016-2019 Prof. Bambang Brodjonegoro, Menteri PPN/Kepala Bappenas 2014-2015 Andrinof A Chaniago dan peneliti muda Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Edbert Gan.
“Indonesia emas itu harus menjadi mimpi bersama, menjadi ruh nasionalisme baru kita semua. Kita perlu lakukan konsolidasi politik, karena kita perlu energi besar dan juga peta jalan untuk mencapai tujuan besar kita itu,” kata Anis Matta.
Menurut Anis Matta, untuk menjadikan Indonesia Emas 2045 atau Indonesia Superpower baru yang saat ini menghadapi tantangan geopolitik global, dimana dunia tengah mengalami disrupsi atau fenomena perubahan yang masif.
“Jadi mimpi itu perlu, ada timeline untuk mencapainya. Kita sepakat dengan gagasan Indonesia Emas 2045 yang akan menjadi babak baru sejarah baru Indonesia yang harus kita lewati. Tetapi kita harus menghitung secara matang kendala geopolitik agar kita tidak gagal seperti Malaysia,” katanya.
Sehingga Indonesia mesti merumuskan sendiri satu model dalam membukukan pertumbuhan ekonominya, karena Asia Tenggara adalah kawasan netral, tidak punya perikatan geopolitik global seperti negara-negara di Asia Timur antara lain Jepang, China, Korea Selatan dan Taiwan.
“Keempat negara di Asia Timur itu, punya perikatan geopolitik global dengan Amerika Serikat seperti Jerman. Mereka diberikan transfer teknologi, Investment atau modal, dan market atau pasar. Indonesia tidak seperti itu, tidak ada perikatan. Kalau Indonesia lika-likunya mirip Rusia, Turki dan India,”tuturnya.
Karena itu, kata Anis, sebagai peserta Pemilu 2024 perlu merumuskan peta jalan sendiri agar menjadi negara maju atau superpower baru dunia.
“Artinya bangsa ini, punya determinasi dengan tantangan geopolitik yang luar biasa besar. Saya membaca bahwa disrupsi geopolitik sekarang akan mempunyai impact besar, sehingga kita perlu membuat antisipasi tantangan tersebut, karena kita tidak memiliki perikatan geopolitik seperti halnya Jepang,” tegasnya.
Anis menegaskan, Indonesia punya modal sumber daya alam, sumber daya manusia, letak geografis dan karakter budaya yang kuat untuk menjadi negara maju, meski tidak memiliki perikatan geopolitik global.
“Dengan memahami situasi geopolitiknya dan bisa melampaui tantangan, saya yakin Indonesia akan tumbuh menjadi negara besar, negara maju yang mensejahterakan seluruh rakyatnya. Indonesia akan membukukan pertumbuhan ekonomi luar biasa nantinya,”tegas Anis Matta.
Sementara itu, Menteri PPN/Kepala Bappenas 2016-2019 Prof Bambang Brodjonegoro mengatakan, konsolidasi politik para elite nasional diperlukan untuk menjadikan Visi Indonesia Emas 2045 sebagai misi bangsa untuk maju.
“Jadi ini bukan visi dan misi Pak Jokowi, tapi misi dan visi sebagai bangsa. Masa depan tetap penting, karena tujuan akhir menjadi negara yang mensejahterakan rakyat,” kata Bambang.
Dia berharap agar partai politik dan semua elite politik sepakat dengan Visi Indonesia Emas 2045 sebagai cita-cita bangsa, cita-cita bersama. Bukan cita-cita Presiden Jokowi, Presiden A, B, C dan seterusnya.
“Sehingga segala upaya dan kebijakan nantinya dibuatnya mengarah kesana. Presiden 2024-2029, 2029-2034, sampai ke 2034-2039 dan 2044 harus memahami apa yang sudah dilakukan presiden sebelumnya. Jadi presiden berikutnya harus melanjutkan apa yang dlakukan presiden sebelumnya. kita berbicara saling berkelanjutan, bukan saling mengklaim atau siapa yang paling hebat dan paling benar,” katanya.(duk)