Bahas Solusi, IMA World Gelar Diskusi Soal Stanting

Kamis, 15 Februari 2018

Palembang, Sumsupdate.com – Berdasarkan data IMA Wolrd bahwa angka stanting atau suatu kondisi gizi buruk yang menahun, dari hasil survei pemantauan status gizi menurut indikator anak balita di Sumsel memcapai 22,8 persen.

Bahkan di Banyuasin lebih tinggi lagi angkanya mulai dari status sangat pendek 16,6 persen, pendek 16,2 persen dan stanting 32,8 persen dan normal 67,2 persen.

Bacaan Lainnya

Berangkat dari hal tersebut, IMA World menggelar diskusi publik dan phase out program Kampanye Gizi Nasional yang dipersembahkan oleh IMA World di Hotel Raden Palambang, Kamis (15/2/2018).

Hadir sebagai narasumber, Sukarna, Bappeda Banyuasin, Basarul, Kabid Kesmas Dinkes Banyuasin, Yeni Roslaini, konsultan IMA World Health.

Terkait dengan kondisi gizi dan pangan, Bappeda Banyuasin telah menyusun rencana aksi daerah pangan dan gizi (RAD-PG) Banyuasin 2017-2018.

Menurut Sukarna, dukungan kebijakan pemkab melakukan kerja sama TP PKK dan Dinas Ketanganan Pangan (Desa Mandiri Pangan ), Perda Kawasan tanpa rokok , Perbup ASI eksklusif, Perbup gerakan masyarakat hidup sehat (Germas).

“Artinya permasalahan ini harus diselesaikan oleh semua pihak termasuk stakeholder. Sehingga kondisi ini tidak keberlanjutan nantinya,” terangnya

Pada bagian lain, Yeni memaparkan, setelah program KGN dan pencegahan stanting di Banyuasin, terdapat beberapa pencapaian. Pertama kebijakan daerah dan sudah terdapat naskah awal rencana aksi pangan dan gizi, makin tinggi pengaktifan Posyandu.

“Hal ini ditandai dengan meningkatkan jumlah kedatangan ibu balita ke posyandu yang naik 10 persen. Selain itu ujar Yeni, posyandu menjadi tempat konseling bukan hanya untuk menimbang bayi. Selain itu bagaimana melibatkan para laki laki untuk mengurus anak anak. Selain itu melibatkan tokoh agama, PKK, tokoh masyarakat, dan kepala desa,” terang Yeni.

Selain itu ujar Yeni, meningkatkan pelayanan kesehatan hingga ke Puskesmas. Beberapa cara efektif yaitu pelatihan komunikasi antar personal, aktivasi posyandu dengan metode menarik , kemudian konseling individual bagi ibu hamil dan ibu baduta. (sbw)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.