Jepang Dilanda Kasus Bakteri Langka Mematikan, Begini Gejalanya

Penulis: - Rabu, 19 Juni 2024
Foto: Hujan Lebat dan Angin Kencang dari Topan Faxai Menerjang Warga Tokyo, Jepang (09/0919) (REUTERS/Issei Kato)

Tokyo, Sumselupdate.com – Jepang pada Selasa (18/6/2024), melaporkan lonjakan jumlah kasus sindrom syok toksik streptokokus atau STSS, yang mencapai rekor tertinggi pada tahun ini.

Sindrom ini disebabkan bakteri langka mematikan yang merusak jaringan, dan telah menginfeksi 977 orang di Jepang hingga 2 Juni 2024.

Bacaan Lainnya

Sebanyak 77 orang meninggal di Jepang antara Januari dan Maret 2024 akibat infeksi bakteri tersebut.

Ken Kikuchi, seorang profesor penyakit menular di Universitas Kedokteran Wanita Tokyo mengungkapkan, sebagian besar pasien yang meninggal terjadi dalam waktu 48 jam.

“Saat seorang pasien menyadari adanya pembengkakan di kaki mereka di pagi hari, pembengkakan tersebut akan meluas hingga ke lutut pada siang hari dan mereka dapat meninggal dalam waktu 48 jam,” jelasnya.

Gejala STSS dimulai dengan demam, nyeri otot, dan muntah. Ketika infeksi bakteri menyebar ke jaringan dalam dan aliran darah, gejalanya dapat mengancam jiwa dengan pembengkakan, tekanan darah rendah, dan kegagalan organ.

Kebanyakan kasus disebabkan oleh bakteri streptokokus strep A, yang menyebabkan sakit tenggorokan dan demam pada anak-anak.

Strep A dapat menjadi invasif jika pasien mempunyai faktor kesehatan lain yang dapat mencegahnya melawan infeksi.

Strep A juga dapat menyebabkan hilangnya anggota tubuh karena bakteri yang merusak jaringan.

Meskipun para ahli medis belum dapat menentukan alasan pasti lonjakan infeksi ini, mereka mengatakan bakteri tersebut mulai menyebar setelah Jepang melonggarkan pembatasan di era Covid-19

“Kami tidak memperkirakan adanya infeksi pada tingkat pandemi,” kata Hitoshi Honda, seorang profesor dan pakar penyakit menular di Fakultas Kedokteran Universitas Kesehatan Fujita di Prefektur Aichi.

Untuk memperlambat penyebarannya, masyarakat didesak selalu mencuci tangan dan mengobati luka terbuka.

Jepang adalah salah satu dari sejumlah negara yang baru-baru ini dilanda wabah streptokokus strep A sejak berakhirnya pembatasan Covid-19.

Setidaknya lima negara Eropa melaporkan peningkatan streptokokus strep A invasif ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2022. (**)

 

Bantu Kami untuk Berkembang

Mari kita tumbuh bersama! Donasi Anda membantu kami menghadirkan konten yang lebih baik dan berkelanjutan. Scan QRIS untuk berdonasi sekarang!


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.