Imbau Warga Tak Berlebihan Berbelanja Kebutuhan Pokok Jelang Lebaran

Jumat, 17 Juni 2016
Suasana Rapat TPID di Ruang Rapat Besar Lantai 2 Kantor Bank Indonesia (BI) Palembang, Jumat (17/6).

Palembang, Sumselupdate.com – Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumatera Selatan, Mukti Sulaiman, menghimbau kepada seluruh warga Sumsel supaya tidak berlebihan berbelanja kebutuhan bahan pokok. Pasalnya, pasokan seluruh bahan pokok di Sumsel dipastikan mencukupi kebutuhan masyarakat. 

“Momentum Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri memang seringkali berdampak pada harga bahan pokok dan ketersediaan pasokan. Hal tersebut tentu sangat dikhawatirkan oleh masyarakat,” ungkap Mukti saat memimpin Rapat TPID di Ruang Rapat Besar Lantai 2 Kantor Bank Indonesia (BI) Palembang, Jumat (17/6).

Bacaan Lainnya

Sekretaris Daerah Sumsel ini juga mengimbau, agar masyarakat tidak khawatir dengan masalah penyediaan bahan pokok. Menurut dia, stok daging ayam, telor, cabe dan bahan pokok lainnya lebih dari mencukupi. Bahkan, untuk persediaan gula pun PTPN VII segera akan memasarkan 500 ton gula.

“Maka dari itu, masyarakat tidak usah mengkhawatirkan masalah bahan pokok. Belanja jangan berlebihan, belilah yang secukupnya, jangan diborong-borong karena persediaan kita aman, tidak akan kekurangan,” imbau Mukti.

Untuk pengendalian inflasi di Sumsel, menurut dia, perlu diadakannya pasar murah sehingga lebih efektif mempengaruhi harga pasar. Dalam pelaksanaannya, diperlukan partisipasi aparat keamanan dan bekerjasama dengan Perusahaan Daerah (PD) Pasar Palembang Jaya.

Khusus untuk Sumsel perlu dilakukan pertemuan dengan distributor besar terutama daging, bawang dan gula untuk koordinasi ketersediaan stok dan harga juga untuk melakukan pengendalian inflasi kepada komoditi holtikultura dan melakukan Sidak pasar menjelang Hari Raya Idul Fitri nantinya.

“Untuk pasar murah sudah dilakukan di berbagai titik di Kota Palembang. Ada tujuh kecamatan yang kita fokuskan, salah satunya diadakan di halaman Kantor Gubernur Sumsel,” terang Mukti.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Holtikultura Sumsel, Erwin Noor Wibowo mengungkapkan, pihaknya telah menyelenggarakan pasar penyeimbang yang berpusat di kantornya. Adapun tujuan dari pasar penyeimbang adalah untuk memberikan harga yang layak dengan harga konsumen yang rendah.

“Seperti contoh, harga di satu komoditi cabai Rp 45 ribu, sedangkan dari petani sendiri harga jual sampai sekitar Rp 28 ribuan. Jadi nilai perbedaan itu cukup tinggi, inilah yang harus kita pangkas (mata rantai-red) di seluruh komoditi pertanian,” tegas dia.

Pasar penyeimbang ini, lanjut dia, akan dilaksanakan nantinya di seluruh kabupaten/kota. Saat ini pihaknya memulainya di Pemprov Sumsel. Melalui pasar penyeimbang ini, Erwin berharap, kepentingan para petani itu terpenuhi. Selama ini, hasil pertanian masyarakat untuk hadir di pasar ke konsumen membutuhkan sekitar 9 titik dan itulah yang harus dilewati.

“Jadi hanya tiga titik saja yang kita lewati, dan inilah yang harus kita pangkas. Jadi kita simpulkan bahwa petani akan dapat nilai yang tinggi, sedangkan konsumen sendiri akan mendapat harga yang lebih murah atau lebih rendah,” ucapnya.

Terpisah, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Palembang, Hamid Ponco Wibowo menambahkan, berdasarkan pemantauan harga bulan Juni diperkirakan mengalami inflasi sebesar 0,61 persen (mtm), 1,51 (ytd), 4,53 persen (yoy) angka tersebut adalah hasil SPH murni. Ditambah dengan penyesuaian sebesar 0,22 persen peningkatan pertama pada saat menyambut Idul Fitri dan diantara empat kota di Sumsel. (ery)

Bantu Kami untuk Berkembang

Mari kita tumbuh bersama! Donasi Anda membantu kami menghadirkan konten yang lebih baik dan berkelanjutan. Scan QRIS untuk berdonasi sekarang!


Pos terkait