Muarabeliti, Sumselupdate.com –Guru SD Negeri SP 3 Desa Temuan Sari, Kecamatan Muara Kelingi, Kabupaten Musi Rawas (Mura) pingsan dan harus mendapatkan perawatan intensif di puskesmas setempat.
Ini disebabkan pahlawan tanpa jasa yang bernama , Warsito (43), warga SP 7, Desa Mangan Jaya, Kecamatan Muara Kelingi menderita luka lebam dan bengkak di bagian rahang dan kepala, akibat dikeroyok oleh keluarga besar salah satu muridnya yang selama ini dididiknya, Sabtu (5/3), sekitar pukul 08.00.
Tidak itu saja guru ini kejadian itu menyebabkan kesehatan sang guru terganggu dan sempat trauma, karena terlihat ketakutan saat dijumpai kerabat dan keluarga yang menjenguknya di klinik pengobatan desa setempat.
Kapolres Mura, AKBP Herwansyah Saidi melalui Kapolsek Muara Kelingi, AKP Dedi Rahmad Hidayat mengungkapkan, pelaku pengeroyokan yang menyebabkan korban harus menjalani perawatan intensif, dilakukan sebanyak dua orang, yakni Suwandi (24) dan Suhardi (30) yang tak lain merupakan paman sang murid.
“Keduanya sudah berhasil ditangkap dan masih dilakukan proses penyidikan,” ungkapnya, Minggu (6/3).
Ia menjelaskan, sebelumnya kasus pengeroyokan tersebut, berawal dari pengaduan keponakannya yang merupakan murid SD setempat, karena diperintahkan oleh korban yang merupakan gurunya, untuk pulang ke rumah, gara-gara selalu berkelahi dengan temannya satu kelas dan tidak mau dilerai.
“Karena marah melihat keponakannya disuruh pulang oleh guru, kedua pelaku langsung mendatangi sekolah tempat keponakannya belajar, serta langsung menemui sang guru dan lantas tanpa basa-basi langsung mendaratkan pukulan ke arah kepala sang guru,” ungkapnya.
Kapolsek menyampaikan, dari keterangan sejumlah saksi mata, korban hanya bisa pasrah saat dua orang yang merupakan kakak beradik ini, memukul dirinya hingga tersungkur ke lantai dan tidak berani melakukan perlawanan.
“Pemukulan terhadap korban dilakukan kedua pelaku secara berulang-ulang dan aksi pemukulan tersebut, persis di depan sejumlah murid-murid di sekolah tersebut, karena saat itu masih berjalan proses belajar mengajar,” jelasnya.
Bahkan, aksi pengeroyokan yang berlangsung cukup lama ini, membuat guru lain di sekolah tersebut ketakutan dan sempat berusaha melerai aksi keji ini, kendati tidak dihiraukan oleh kedua pelaku.
“Karena tidak ada yang bisa menghentikan aksi tersebut, lalu salah seorang guru lain, yakni Kurnaini langsung memanggil suaminya yang tak lain kepala desa (kades) setempat, hingga aksi pemukulan tersebut dapat dihentikan dan kedua pelaku melarikan diri,” kata dia.
Ia menyampaikan, usai menghentikan aksi pengeroyokan tersebut, korban langsung dilarikan ke klinik di Desa Lubuk Muda, untuk dilakukan rawat inap.
“Korban juga nampaknya tertekan mentalnya. Hingga saat ini, proses visum et revertum sudah dilakukan. Kedua pelaku telah berhasil kita amankan pada Minggu (6/3), sekitar pukul 01.00,” jelasnya.
Diakuinya, saat ini kedua pelaku telah mengakui perbuatannya tersebut dan masih menjalani proses penyidikan lebih lanjut, guna pengembangan kasus.
Sementara itu, Warsito mengaku, dirinya terpaksa menyuruh dua orang muridnya pulang, termasuk salah satunya keponakan para pelaku, karena tingkah keponakan pelaku yang pada hari itu selalu berkelahi dengan temannya dan membuat gaduh kelas saat proses belajar mengajar sedang berjalan.
“Saat itu, di dalam kelas saya sedang mengajar baca tulis kepada seluruh murid, tetapi murid saya yang bernama Harza (7), terus saja berkelahi dengan temannya, tetapi sudah dilerai sebanyak 3 kali dan masih tidak berhenti, akhirnya mereka berdua saya suruh pulang, tapi saya tidak menyangka kalau malah membuat keluarga salah satu murid itu marah besar. Padahal, kedua murid yang berkelahi saya suruh pulang semuanya, bukan salah satu saja,” ungkapnya. (ain)
Sungguh tindakan yang sangat tak terpuji kepada Guru