Tongkang Tabrak Tiang Listrik, Penambang Pasir Diduga Tewas Diamuk Massa

Senin, 19 Desember 2016
Jasad Riansyah diangkut dengan mobil usai dilakukan otopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang, Senin (19/12/2016).

Palembang, Sumselupdate.com – Riansyah (40), warga Lorong Tangga Takat, Kelurahan 16 Ulu Plaju, Palembang, Provinsi Sumsel, meregang nyawa setelah menceburkan diri ke Sungai Ogan.

Riansyah nekat menceburkan diri ke sungai lantaran berusaha menyelamatkan diri dari amukan warga.

Peristiwa hingga merenggut korban jiwa ini terjadi pada Sabtu (17/12), sekitar pukul 16.00.

Korban yang bekerja sebagai serang (sopir) kapal tongkang pengangkut pasir ini, ketika kejadian sempat menerima pukulan di bagian perut yang dilayangkan oleh warga yang marah karena menambang pasir di sekitar Sungai Ogan Desa Santapan Barat, Kecamatan Rantau Alai, Kabupaten Ogan Ilir.

Advertisements

Sempat berenang, namun karena merasa kesakitan akibat pukulan, akhirnya korban tidak sanggup melawan derasnya arus sungai. Sehingga terbawa arus sungai.

Sempat dicari oleh keluarga dan aparat kepolisian, namun korban tidak juga ditemukan. Setelah tiga hari kemudian, jenazah korban baru bisa ditemukan.

Korban ditemukan mengapung oleh warga yang mandi di Sungai Ogan tepatnya di Desa Jago Lano, Kecamatan Rantau Panjang Ogan Ilir.

Kemarahan warga dipicu oleh sebelumnya, korban bersama dengan rekannya saat mengemudikan kapal tongkang menabrak tiang listrik.

Sehingga, listrik padam. Sempat diperbaiki dan telah berdamai dengan para pekerja tambang pasir ini.

Namun, tampaknya warga tidak puas, karena melihat para pekerja tambang kembali beraktifitas seperti biasa.

Irawan (25) rekan dan juga keponakan korban saat ditemui di Rumah Sakit Bhayangkara Palembang, Senin (19/12/2016) menuturkan, saat kejadian di kapal hanya ada mereka berdua.

Sedangkan empat pekerja lainnya telah pulang dan sedang berada di tepi sungai. Mereka, sempat menyaksikan ketika keduanya diserang oleh warga.

“Saat itu ada sekitar 60 orang warga yang mengepung kapal kami, namun yang melakukan pengeroyokan dan anarkis hanya sekitar 15 orang saja. Kami dipukul dengan kayu dan dilempari dengan batu,” ungkap Irawan.

Sementara Midi (41), kakak korban menuturkan, kejadian pengeroyokan warga yang menyebabkan adiknya lompat ke sungai dan ditemukan sudah meninggal.

Dirinya dan pihak keluarga sudah melaporkan kepada pihak Polres Ogan Ilir.

“Kami sudah melapor ke Polres, berharap bisa diketahaui penyebab dan para pelaku pengeroyokan tersebut,” ucapnya.

Kapolres Ogan Ilir AKBP Arief mengutarakan, masih menunggu visum penyebab kematian korban, apakah akibat pengeroyokan atau yang lain. (tra)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.