Survei SMRC: Rakyat Indonesia Tolak ISIS

Jumat, 22 Januari 2016
Direktur SMRC Djayadi Hanan

Jakarta, sumselupdate.com – Upaya organisasi penebar teror seperti ISIS (Islamic State of Syria and Iraq) untuk memperoleh dukungan di Indonesia nampaknya gagal total. Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terbaru menunjukkan lebih dari 95% warga Indonesia yang mengetahui adanya ISIS menyatakan ISIS tidak boleh ada di Indonesia. Hanya 0,3% warga menyatakan ISIS boleh didirikan di Indonesia.

Temuan ini disampaikan Djayadi Hanan, PhD., Direktur Utama SMRC melalui rilis yang diterima sumselupdate.com pada Jumat (22/1/ 2016). Menurutnya, SRMC telah melakukan survei tentang ‘Pandangan dan Sikap Publik Nasional Mengenai Terorisme dan ISIS di Indonesia’,

“Hasilnya, sekitar 62% warga Indonesia mengenal ISIS. Dari mereka yang tahu ISIS, hanya 0,8 persen yang menyatakan setuju dengan apa yang diperjuangkan ISIS. Sebaliknya, hampir 90% mereka yang tahu ISIS menyatakan tidak setuju dengan apa yang diperjuangkan ISIS”, ujar Djayadi.

Begitu pula hampir 90% masyarakat yang tahu ISIS menyatakan ISIS adalah ancaman bagi NKRI, sementara hanya 4,4% menyatakan ‘bukan ancaman’ bagi NKRI.

“Ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia pada umumnya menyadari keberadaan ISIS. Namun pada saat yang sama tidak setuju dengan apa yang diperjuangkan ISIS, menganggap ISIS sebagai ancaman dan menolak kehadiran ISIS di Indonesia,” kata Djayadi.

Ditambahkan Djayadi, penolakan terhadap ISIS tersebar merata di semua kategori jender, desa-kota, umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, wilayah, etnis, dan agama. “Di semua kelompok itu, yang menyatakan ISIS boleh didirikan di Indonesia, pada umumnya hanya sekitar 0-2%,” ujar mantan Ketua Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PB PII) ini.

Dengan kata lain, sambung Djayadi, ISIS adalah musuh rakyat Indonesia, baik bagi muslim maupun non muslim, serta apapun etnis, pendidikan, jender, dan kelas sosial ekonominya.

Di sisi lain, melalui survei ini terungkap bahwa ada pula kelompok-kelompok masyarakat yang kurang memperoleh informasi tentang ISIS. “Sekitar 63% warga berpendidikan SD dan 60% warga berpenghasilan di bawah Rp 1 juta tidak mengetahui ISIS. Juga ada sekitar 60% warga berusia di atas 55 tahun dan 47% warga pedesaan tidak mengenal ISIS”, papar Djayadi.

Djayadi pun memberikan catatan, meski berdasar survei diketahui hanya segelintir minoritas warga Indonesia yang bersimpati pada ISIS, tetapi terdapat indikasi bahwa dukungan terhadap ISIS itu memiliki kecenderungan lebih kuat di kalangan muda dibandingkan kelompok umur lainnya. “Walau tetap rendah, terdapat 4% warga berusia 22-25 tahun dan 5% warga yang masih sekolah/kuliah yang mengenal ISIS menyatakan setuju dengan apa yang diperjuangkan ISIS; sementara di kelompok lain angka itu hanya 0-1%,” tegasnya.

Dalam survei juga terungkap kini lebih banyak warga yang merasa tidak aman, baik dari kalangan muslim maupun non-muslim, dari ancaman terorisme dibanding setahun sebelumnya. Survei SMRC ini dilakukan pada 10-20 Desember 2015 di seluruh provinsi di Indonesia, dengan 1220 responden yang dipilih secara random (ril/shn).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.