Ratusan Mobil Angbara Distop Oknum PT BSL, Perusahaan Lepas Tangan

Kamis, 24 Mei 2018
Salah satu oknum pekerja PT BSL ketika menanyakan surat jalan ke sopir angbara di Simpang LLAJ Desa Prambatan.

PALI, Sumselupdate.com – PT Bukit Siguntang Lestari (BSL) mengaku tidak tahu soal penyetopan ratusan angkutan batubara (angbara) yang melintasi jalan menuju dermaga PT Energate Prima Indonesia (EPI) yang berada di Desa Prambatan Kecamatan Abab Kabupaten PALI.

Hal itu dikatakan oleh Robot, perwakilan dari PT BSL saat sejumlah media menghubunginya via telepon, Kamis (24/5/2018). Dari penuturannya, Robot mengaku bahwa ia tidak tahu menahu soal adanya penyetopan angbara oleh perusahaan.

Bahkan dirinya menyuruh sejumlah media mencari anak buahnya untuk mendapat penjelasan lebih rinci. “Saya tidak tahu, cari saja orang saya, saya lagi sibuk,” ucapnya singkat lewat sambungan telepon.

Sebelumnya diberitakan bahwa ratusan sopir angkutan batubara yang melintasi jalan menuju Dermaga PT Energate Prima Indonesia (EPI) mulai dibuat resah oleh adanya penyetopan ketika melintas.

Advertisements

Penyetopan mobil tersebut diduga dilakukan oleh oknum yang mengaku dari PT Bukit Siguntang Lestari (BSL). Informasi yang dihimpun, penyetopan dilakukan dikarenakan para sopir tidak membawa surat izin dari PT BSL.

Sehingga, bagi yang tidak membawa surat itu para sopir disuruh berhenti dan tak jarang ada pula sopir yang memutar balik karena tidak boleh lewat.

IN (29) salah satu sopir yang dijumpai di simpang LLAJ Desa Prambatan mengaku bahwa dirinya sudah dua hari dua malam berada di jalan. Karena, pada Selasa (22/5) malam mobilnya dan ratusan mobil lain tidak bisa bongkar muatan di Dermaga PT EPI karena dihadang oknum PT BSL.

Akibatnya, dirinya kini hanya mengantongi uang Rp1.000 lantaran sudah habis selama berada di jalan dan makan di warung tempatnya kini berada. “Habis duit, sudah dua hari dua malam tidak balik,” ungkap bapak anak satu ini.

Tidak hanya Indra, SD (27) salah satu sopir angbara asal Kabupaten Muaraenim pun terpaksa harus menunda dirinya pulang cepat ke rumah, karena ketika hendak bongkar muatan mobilnya tiba-tiba di stop.

“Tadi kami disuruh putar balik, karena kami tidak bawa surat dari PT BSL. Kami disuruh menghubungi pihak transportir dan biar pihak transportir yang komunikasi dengan mereka,” ungkapnya, Rabu (23/5) malam.

Dirinya kini hanya bisa pasrah dengan kondisi seperti itu. “Nak cak mano lagi pak, kami cuma nurut bae. Cuma sekarang biaya operasional kami jadi bertambah karena terhadang mau bongkar muatan. Sementara anak bini kami nunggu di rumah. Kalu cak ini terus, nak bawa apolagi untuk anak bini aku di rumah,” keluhnya. (adj)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.