Prabowo dan Amien Rais Kompak Sebut Bantuan Etnis Rohingya Pencitraan, Ini Jawaban Projo

Sabtu, 16 September 2017
Prabowo Subianto

Jakarta, Sumselupdate.com – Relawan Pro Jokowi atau Projo mengatakan, pemerintah sekarang telah bertindak nyata untuk membantu etnis Rohingya yang mengalami penindasan di Rakhine, Myanmar.

Bahkan apa yang dilakukan Kementerian Luar Negeri Indonesia sudah tepat.

Aksi nyata itu, kata Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi, tidak hanya bantuan kemanusiaan yang langsung diberikan kepada etnis Rohingya, tetapi juga keterlibatan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi membantu mengatasi tragedi kemanusiaan Rohingya.

“Pemerintahan Jokowi sudah pro aktif dan bertindak nyata. Kami mengapresiasi apa yang sudah dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri, melakukan berbagai pendekatan diplomatik untuk mengatasi tragedi kemanusiaan Rohingya,” ujar Budi kepada Liputan6.com, Sabtu (16/9/2017).

Advertisements

Karena itu, dia menyayangkan jika ada yang menilai apa yang dilakukan pemerintahan Jokowi hanya untuk pencitraan.

“Masak dibilang pencitraan? Jadi apa lagi masalahnya? Konstitusi dasar negara kita sangat jelas bahwa bangsa ini ikut aktif dalam mewujudkan perdamaian dunia. Prinsip dasar bangsa ini juga jelas soal kemanusiaan yang adil dan beradab. Dan pemerintah sudah mengeksekusi dengan baik misi itu,” ungkap Budi.

Budi menyatakan hal ini, terkait kompaknya Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto  dan mantan Wakil Ketua MPR Amien Rais yang menyatakan, bantuan pemerintah Indonesia untuk etnis Rohingya hanya pencitraan.

Dalam orasinya di aksi Bela Etnis Rohingya 169, yang berpusat di Patung Kuda, Jakarta Pusat, Sabtu 16 September 2017, Prabowo menilai ‘suara’ Indonesia tidak akan didengar pemerintah Myanmar.

Usaha pemerintah untuk menekan penguasa di Myanmar baru akan berhasil jika Indonesia memang telah dianggap sebagai negara yang besar.

“Percaya sama saya, kalau kita kuat pasti kaum Rohingya dapat kita bantu. Kalau pun kita sekarang kirim-kirim bantuan, saya nilai itu pencitraan saja. Bahkan kadang bantuan pun tak sampai,” kata Prabowo di depan ribuan peserta aksi bela Rohingya.

Menurut mantan Danjen Kopassus ini, sebelum membantu negara lain, Indonesia memang harus lebih dulu kuat sehingga negara lain termasuk Myanmar tidak akan meremehkan dan tentunya setiap aspirasi yang dilontarkan akan didengar negara lain.

“Kita harus memperkuat diri supaya orang dengar kita bicara. Terus terang saja, negara kita sedang dalam keadaan tidak punya uang karena kita utang terus, kita pinjam uang untuk biaya, kita pinjam uang,” katanya.

Oleh sebab itu, Prabowo justru menekankan peran umat Islam untuk menebar kedamaian agar tetap dihormati dan disegani di seluruh dunia.

“Kalau mereka menindas kaum muslim, kita tunjukkan kita beri keamanan kepada mereka. Kita harus kuat untuk bantu orang lemah, tidak bisa dong lemah bantu lemah, miskin bantu miskin. Sejuk tidak berarti jadi kambing, sejuk tidak berarti dibohongi terus menerus,” katanya.

Sementara itu, mantan Wakil Ketua MPR Amien Rais mengatakan, Presiden Jokowi memiliki kewajiban untuk menghentikan penindasan warga Rohingya di Myanmar.

Menurut Amien, menghentikan penindasan etnis Rohingya di Myanmar ini wajib dan mendesak. Pasalnya, Indonesia dan Myanmar sangat dekat dan tergabung dalam ASEAN.

“Jadi rezim Jokowi ini mempunyai tugas konstitusional yang harus dilaksanakan, yaitu menghentikan penindasan, terutama di Rohingya,” kata Amien saat berorasi.

Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini juga menjelaskan, dalam membela kepentingan bangsa Indonesia, tidak perlu dilakukan dengan senjata.

“Karena itu saya setuju, kita akan bela kepentingan bangsa ini secara konstitusional, tidak perlu berdarah-darah. Kalau Islam cinta damai,” ujar Amien.

Dia juga menilai bahwa Presiden Jokowi hanya melakukan pencitraan dalam membantu etnis Rohingya.

“Rezim Jokowi terlalu terlambat dan terlalu sedikit dan hanya pencitraan tadi,” kata Amien.

Selain Amien Rais, aksi ini juga dihadiri oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Presiden PKS Sohibul Iman, dan Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, demikian dilansir Liputan6.com. (hyd)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.