Martapura, Sumselupdate.com –Satu dari dua orang penerjun payung yang tewas saat insiden di dalam gladi resik HUT ke-70 TNI AU di Halim Perdana Kusuma Jakarta, yakni Pratu Supranoto dimakankan di Desa Jaya Mulya, Kecamatan Semendawai Suku III, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKUT), Jumat (8/4) sekitar pukul 09.30.
Prosesi pemakaman korban dilakukan secara militer. Beberapa anggota TNI dan masyarakat Desa Jaya Mulya, Kecamatan Semendawai Suku III, hadir saat pemakaman Pratu Supranoto termasuk juga sejumlah perwira TNI baik dari Kodim 0403 OKU.
Orangtua Pratu Supranoto, Sukadi (60) dan Warsih (50) mendapat kabar jika anaknya mengalami kecelakaan saat gladi resik shock. Menurut Sukadi selama tiga hari ikut menjadi penerjun payung dari TNI AU anak bungsunya selalu memberi kabar kepada mereka.
“Pak saya terjun lagi,” begitu SMS almarhum kepada ayahnya Sukadi pada Kamis (7/4) pagi sekitar pukul 06.30.
Pesan singkat dari korban lantaran dia tahu ayahnya tersebut belum pergi bekerja. Mendengar anaknya hendak terjun untuk ketiga kalinya, Sukadi membalas pesan singkat terakhir anaknya tersebut.
“Saya bilang sama anak saya, hati-hati ya le,” ujar Sukadi melalui pesan SMS kepada anak bungsunya itu.
Dirinya sedikitpun tidak memiliki firasat apa-apa terhadap anaknya tersebut, karena sebelumnya dua hari ikut terjun payung anaknya tidak apa-apa. Namun hari ini untuk ketiga kalinya sekitar pukul 11.30 Wib anaknya yang tertua Suprapti saat panen padi di sawah tiba-tiba mendapat telepon.
Seperti diketahui, dalam gladi bersih HUT TNI AU, dua dari ratusan penerjun mengalami insiden. Keduanya pun meregang nyawa usai dirawat di RS Pusat TNI AU di kompleks Halim Perdanakusuma.
Saat Pratu Supranoto melakukan aksinya, tali parasut terbelit sehingga susah dikendalikan dan membuatnya mendarat di atas rumah warga. Sementara itu, Kopda Beni berhasil mendarat, tetapi saat itu angin berembus kencang sehingga saat mendarat dia mengalami benturan keras. (don)