Penerjun Payung yang Tewas di Gladi Resik HUT TNI AU Dimakamkan di Kabupaten OKUT

Jumat, 8 April 2016
Suasana pemakaman Pratu Supranoto dilakukan secara militer di Desa Jaya Mulya, Kecamatan Semendawai Suku III, Kabupaten OKUT, Jumat (8/4)

Martapura, Sumselupdate.com –Satu dari dua orang penerjun payung yang tewas saat insiden di dalam gladi resik HUT ke-70 TNI AU di Halim Perdana Kusuma Jakarta, yakni Pratu Supranoto dimakankan di Desa Jaya Mulya, Kecamatan Semendawai Suku III, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKUT), Jumat (8/4) sekitar pukul 09.30.

Prosesi pemakaman korban dilakukan secara militer. Beberapa  anggota TNI dan masyarakat Desa Jaya Mulya, Kecamatan Semendawai Suku III,  hadir saat pemakaman Pratu Supranoto termasuk juga sejumlah perwira TNI baik dari Kodim 0403 OKU.

Orangtua Pratu Supranoto, Sukadi (60) dan  Warsih (50) mendapat kabar jika anaknya mengalami kecelakaan saat gladi resik shock. Menurut Sukadi  selama tiga hari ikut menjadi penerjun payung  dari TNI AU anak bungsunya selalu memberi kabar kepada mereka.
“Pak saya terjun lagi,” begitu SMS almarhum kepada ayahnya Sukadi  pada Kamis (7/4) pagi sekitar pukul 06.30.

Pesan singkat dari korban lantaran dia tahu ayahnya tersebut belum pergi bekerja. Mendengar anaknya  hendak terjun  untuk ketiga kalinya, Sukadi membalas pesan singkat terakhir anaknya tersebut.

Advertisements

“Saya bilang sama anak saya, hati-hati ya le,” ujar Sukadi melalui pesan SMS kepada anak bungsunya itu.

Dirinya sedikitpun tidak  memiliki firasat apa-apa terhadap anaknya tersebut, karena sebelumnya dua hari ikut terjun payung anaknya tidak apa-apa.  Namun hari ini  untuk ketiga kalinya  sekitar pukul 11.30 Wib anaknya yang tertua  Suprapti saat panen padi di sawah tiba-tiba mendapat telepon.

Seperti diketahui, dalam gladi bersih HUT TNI AU, dua dari ratusan penerjun mengalami insiden. Keduanya pun meregang nyawa usai dirawat di RS Pusat TNI AU di kompleks Halim Perdanakusuma.

Saat Pratu Supranoto melakukan aksinya, tali parasut terbelit sehingga susah dikendalikan dan membuatnya mendarat di atas rumah warga. Sementara itu, Kopda Beni berhasil mendarat, tetapi saat itu angin berembus kencang sehingga saat mendarat dia mengalami benturan keras. (don)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.