Mengaku Hidupnya Terancam, Najib Razak Minta Perlindungan Polisi

Minggu, 20 Mei 2018
Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak.

Kuala Lumpur, Sumselupdate.com – Kekalahan dalam Pemilu 2018 membuat kehidupan mantan Perdana Menteri Najib Razak berbalik 180 derajat. Ia dan istrinya, Rosmah Mansor, dilarang bepergian ke luar negeri. Enam propertinya pun digeledah polisi.

Uang kertas dengan berbagai denominasi, berbagai jam tangan berharga selangit, perhiasan mahal, dan tak ketinggalan tumpukan kotak berwarna oranye diduga berisi tas Birkin keluaran Hermes disita polisi dalam kasus dugaan pencucian uang terkait skandal 1Malaysia Development Berhad (1MDB).

Najib Razak meminta perlidungan pihak kepolisian. Ia beralasan, nyawanya dan keluarga sedang terancam. Situs berita Malay Mail melaporkan, Najib telah mengajukan laporan pada Jumat malam 18 Mei 2015 di Kepolisian Sentul, Kuala Lumpur.

Dalam laporan tersebut, Najib beralasan ada ancaman nyata terhadapnya dan anggota keluarganya. Ia secara resmi telah mengajukan permohonan untuk mendapatkan perlindungan dalam program perlindungan saksi.

Najib beralasan, ancaman tersebut tidak hanya datang dari Malaysia, tetapi juga dari luar negeri — yang terkait dengan skandal dana negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB).

Perdana Menteri keenam Malaysia itu juga mengadu bahwa personel kepolisian berada di kediamannya selama 18 jam dan menyita barang-barang miliknya dan putranya — yang dia klaim tidak ada hubungannya dengan 1MDB.

Dalam laporannya, ia juga menyebut, polisi telah menggeledah tiga kondominium di Pavillion Residences di Kuala Lumpur, dan menyita perhiasan, uang tunai, serta barang-barang pribadi lainnya. Ia mengklaim, barang-barang mahal itu adalah pemberian teman-temannya.

Dalam laporan tersebut, Najib Razak juga membela diri soal keberadaan tumpukan uang di rumahnya. Menurut dia, duit itu adalah sumbangan kampanye untuk koalisi Barisan Nasional (BN) dalam pemilu.

Najib telah menyatakan mengundurkan diri sebagai ketua BN menyusul kekalahan mengejutkan koalisi tersebut pada pemilihan yang digelar 9 Mei 2018.

Dia juga mengklaim bahwa penyelidik tak memberikan daftar barang apa saja yang telah disita. Najib juga mengaku, hanya berperan sebagai penasihat dalam 1MDB dan tidak terlibat dalam pengambilan keputusan.

Keputusan soal transaksi 1MDB, menurut dia, dibuat oleh dewan direksi dan manajemen. Ia juga menyebut, uang sebesar 2,6 miliar ringgit di rekening pribadinya adalah sumbangan dari keluarga Kerajaan Arab Saudi. (pto)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.