Keluarga Ahmad Fadil Pertanyakan Perkembangan Penyelidikan Kasus Pembunuhan dan Dugaan Malpraktek

Selasa, 22 Agustus 2017
Ilustrasi

Martapura, Sumselupdate.com – Keluarga Ahmad Fadil bin Muhammadiyah (34) yang meninggal dunia akibat ditusuk sopirnya sendiri, Lamudin mempertanyakan perkembangan kasus dugaan malpraktek dan pembunuhan yang telah mereka laporkan ke Mapolres OKU Timur dan Polsek Martapura.

Pasalnya, sejak dilaporkan sampai sekarang belum ada titik terang terkait perkembangan dua kasus tersebut.

“Kita sudah melaporkan musibah yang dialami Fadil ke polisi sejak awal Juni 2017, namun sampai sekarang belum ada kejelasan terkait laporan kami,” kata Hifzin (38), kakak kandung korban saat dibincangi, Selasa (22/8/2017).

Hifzin menjelaskan, pihaknya sudah mempertanyakan kepada penyidik Polres OKU Timur terkait perkembangan kasus dugaan malpraktek yang dilakukan oleh dr Wahyudi selaku pemilik Klinik Griya Sehat Faria. “Korban pertama kali dirawat di klinik tersebut,” ungkap Hifzin.

Advertisements

Menurut keterangan penyidik Polres OKU kata Hifzin, laporan mereka masih terus ditindaklanjuti aparat penegak hukum.

“Polisi bilang mereka akan memanggil saksi ahli. Namun anehnya kenapa sampai detik ini tersangka yang kami laporkan, yakni dr Wahyudi belum pernah dipanggil dan diperiksa oleh penyidik,” sesal Hifzin.

Padahal lanjut dia, pihaknya sudah melaporkan kasus dugaan malpraktek tersebut sejak dua bulan lalu. Bahkan, pihak keluarga juga sempat melayangkan surat khusus kepada Kapolres OKU Timur yang berisikan laporan tambahan terkait fakta-fakta yang mereka temukan di lapangan.

“Yang menjadi pertanyaan kami kenapa tersangka belum diperiksa sampai sekarang. Terus kenapa juga penyidik lamban memanggil saksi ahli sehingga kasus dugaan malpraktek ini terkesan jalan ditempat,” kata Hifzin.

Ironisnya lagi lanjut Hifzin, nasib perkembangan kasus pembunuhan yang juga mereka laporkan ke Mapolsek Martapura dengan tersangka Lamudin ternyata sampai sekarang juga belum ada perkembangan.

“Boro-boro mau menangkap tersangka, saat ditanya perkembangan kasusnya saja penyidik terkesan asal jawab saja. Masa mereka bilang sulit mengungkap kasus ini kalau pelaku utamanya belum ketangkap,” sesal dia.

Lucunya lagi, saat pihak keluarga memberikan informasi tambahan yang isinya menyebutkan kalau di lokasi kejadian ada 14 saksi yang melihat Ahmad Fadil ditusuk Lamudin, namun penyidik terkesan tidak menggubrisnya dan sampai detik ini hanya meminta keterangan terhadap empat orang saksi.

“Menurut mereka (polisi –red) cukup empat orang saja yang diperiksa, karena jawaban saksi lainnya juga sama,” ungkap Ketua LSM Puskokatara OKU ini.

Sayangnya saat hal ini akan dikonfirmasikan wartawan kepada Kapolres OKU Timur, AKBP Irsan Sinuhaji ternyata belum berhasil ditemui, karena perwira dengan pangkat melati dua tersebut saat ini sedang sakit.

Begitu juga dengan Kasat Reskrim Polres OKU Timur, AKP Faisal P Manalu, sampai berita ini diturunkan belum berhasil dihubungi awak media, karena sedang pelatihan ke luar kota.

Sekadar mengingatkan, peristiwa pembunuhan ini sendiri terjadi di lokasi pangkalan pasir di Desa Tanjung Kemala, RT001/RW001, Kecamatan Martapura, Kabupaten OKU Timur pada 6 Juni 2017 sekitar pukul 12.00.

Saat itu Ahmad Fadil seperti biasa mengecek ke pangkalan pasir miliknya. Lalu korban cekcok mulut dengan Lamudin. Tak disangka-sangka, tersangka menusuk Fadil sebanyak tiga kali dengan pisau yang ada di pinggangnya.

Akibatnya, korban menderita luka tusuk sebanyak dua lubang di bagian punggung dan satu liang di perut sebelah kiri.

Korban sempat dirawat selama lima jam di Klinik Griya Sehat Faria milik dr Wahyudi. Namun saat dirujuk ke RSUD Ibnu Sutowo Baturaja, ayah satu anak itu meninggal dunia sebelum sempat dioperasi, karena luka yang dideritanya mengenai organ vital seperti jantung dan paru-paru. (yul)

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.