Diprotes Masyarakat Palembang, Panitia Aksi 1.000 Lilin Minta Maaf

Senin, 15 Mei 2017
Panitia Aksi 1000 Lilin di Monpera menandatangani surat permohonan maaf

Palembang, Sumselupdate.com – Setelah diprotes keras masyarakat Palembang, akhirnya Panitia aksi 1000 Lilin di Monpera yang diwakili Eka Sahrudin (Korlap), Billy Jaya (juru bicara), dan Syarif Dayan (dirigen), mengaku salah dan meminta maaf.

Hal tersebut disampaikan melalui surat pernyataan bermaterai yang ditandatangani ketiganya di hadapan Ormas, Kapolres, Dandim, dan perwakilan ulama di Ruang Parameswara Pemkot Palembang, Senin (15/5/2017).

Dalam permohonan maafnya, Eka mengakui kalau aksi itu telah menyalahi prosedur. Selain tidak ada izin menggunakan fasilitas tempat di Monpera, aksi tersebut juga menyalahi waktu. Ketiganya pun berjanji tidak akan mengulangi perbuatan tersebut.

Sebelumnya, aksi menyalakan 1.000 lilin di Monpera Palembang, Jumat (12/5/2017) malam mendapat protes dari tokoh masyarakat dan ulama. Pasalnya, aksi tersebut disinyalir atas dasar kepentingan sekelompok orang, bukan atas dasar kepentingan warga Palembang dan NKRI.

Advertisements

Saat aksi berlangsung sekitar pukul 19.00 WIB dan bertepatan dengan kumandang adzan Isya, para pendukung Ahok bukannya berhenti sebagai bentuk penghormatan antar umat beragama, justru diduga malah sengaja berteriak “Huuuu…!”.

Beruntung kekisruhan ini tidak sempat meluas karena mendapat respon dari Pemkot Palembang yang langsung melaksanakan mediasi antara panitia, ulama dan tokoh masyarakat.

Di forum mediasi tersebut Sekretaris Front Pembela Islam (FPI) Sumatera Selatan, Habib Mahdi Muhammad, menyatakan protes ini bukan soal agama, tetapi lebih pada persoalan ada beberapa hal yang tidak dapat diterima terkait aksi 1.000 lilin.

“Yang mereka sampaikan itu bukan soal NKRI, tetapi ada penyampaian bebaskan Ahok. Jadi apa hubungannya Ahok dengan NKRI, apalagi ada seruan seperti ledekan saat azan berkumandang. Ini kan dapat memicu kemanan Palembang,” tegasnya.

Meski demikian, Habib Mahdi sangat mengapresiasi Pemkot Palembang yang sudah menjadi penengah pada musyawarah kali ini.

Sementara Sekretaris Umum KAHMI Kota Palembang, M Khalifah Alam mempertegas bahwa aksi seribu lilin merupakan kegiatan illegal dan membuat resah warga Kota Palembang. Ia pun menyesalkan adanya upaya membawa persoalan yang ada di daerah lain masuk ke Palembang, apalagi mengatasnamakan wong kito galo, karena itu hanya akan mengundang reaksi.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Palembang, Harobin Mustofa menyampaikan, apa yang dilakukan Pemkot untuk menjaga kota Palembang yang sudah kondusif.

“Kita ingin di Palembang jangan sampai terjadi konflik sosial maupun horizontal serta gesek-gesekan. Alhamdulillah bersama FKPD (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah) cepat mengambil sikap agar hal ini tidak berkepanjangan. Bersama para ulama juga, kita ingin menyelesaikan persoalan ini melalui musyawarah,” jelasnya.

Harobin bersyukur pihak penyelenggara mengakui jika kegiatan yang dilakukan ada kesalahan, terkait tidak tepat waktu, tidak tepat tempat dan mereka memohon maaf baik secara pribadi maupun secara organisasi di seluruh media.

“Kita berharap keluar dari sini tidak ada lagi persoalan. Jangan ada lagi yang diperpanjang,” pungkasnya. (shn)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.