Begini Para Porter Mengambil Barang Milik Penumpang

Jumat, 6 Mei 2016
Porter Pesawat

Balikpapan, Sumselupdate.com – Anda pernah kehilangan barang dan uang dari tas bawaan yang terletak di bagasi pesawat? Itulah ulah para porter – pengatur bagasi maskapai bandara. Umumnya, barang-barang yang diambil adalah barang yang ringkas dan mudah diambil. Seperti ponsel, jam tangan, uang, rokok dan lainnya.

Hal tersebut diakui oleh sejumlah porter yang bertugas di Bandara Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan di Balikpapan, Kalimantan Timur. Dua orang porter kini tengah diproses di Polsek Balikpapan karena ketahuan mencuri barang-barang milik penumpang.

Dalam pengakuannya, mereka memanfaatkan kelengahan petugas pengawas dan keamanan untuk mengambil barang-barang dalam tas korban.

AN (27), misalnya, mengaku pernah mengambil rokok hingga ponsel Apple iPhone 6s dari tas-tas penumpang yang ditatanya dalam perut pesawat.

Advertisements

AN mengisahkan bagaimana itu begitu leluasa memungut barang-barang tersebut. Ia bisa bebas bergerak dalam kabin bagasi itu saat menata barang, meski bekerja sambil jalan membungkuk dalam bagasi.

Selagi pengawas lengah, AN menyempatkan memilih tas tanpa gembok dan kunci, membukanya, lantas mengambil barang dari dalam tas. Di salah satu jadwal penerbangan ke Jakarta, AN mendapatkan ponsel dari salah satu tas penumpang.

“Untuk dipakai sendiri,” kata AN saat diperiksa petugas, Kamis (5/5/2016) sebagaimana dikutip dari Kompas.com.

Demikian pula dengan HS (25), sesama porter rekan kerja AN.

HS mengaku pernah mendapat iPhone 4 di salah satu tas penumpang. Caranya sama, ia beraksi selagi menata bagasi dalam perut pesawat. Ia memilih tas yang tidak terkunci atau digembok.

“Coba-coba saja, ternyata berhasil. Saya lihat ada kesempatan baik, ya saya ambil,” kata HS.

Di maskapai tempat AN dan HS bekerja, satu pesawat dilayani enam porter. Mereka bertugas mengangkat bagasi penumpang ke dalam sebelum pesawat terbang atau turun dari bagasi setelah pesawat mendarat.

“Tiga orang bekerja dalam kompartemen (bagasi), tiga menunggu di bawah (bekerja di mobil pengangkut bagasi), dan satu leader,” kata Sy (21), koordinator porter di mana AN dan HS bekerja.

Sy mengakui bahwa siapa pun punya kesempatan selagi berada dalam ruang bagasi penumpang. Hanya mereka bertiga yang bekerja dalam kompartemen itu. Di sana tidak ada CCTV seperti di ruang penerimaan barang di terminal bandara.

Pengawas pun dinilai kerap lengah. Maka itu, tak heran bila ada porter nakal dengan niat jahat bisa leluasa melakukan aksi apa saja di bagasi.

Beberapa di antaranya, kata Sy, ia menemui AN dan HS mendapat handphone dari bagasi.

“Saya minta mereka untuk mengembalikan handphone itu. Tapi sudah telanjur, bagasi telah ditata, pesawat siap berangkat,” kata Sy.

Aksi ini terus berulang. Sebagai koordinator tim porter, Sy kerap menemui kejadian serupa.

“Tidak sekali. Kita ketemu beberapa kali. Kejadian saat tidak ada pengawas,” kata Sy.

Selain AN dan HS, dua temannya melarikan diri. (adm3)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.