40.000 Balita Sasaran Penerima Vaksin Polio di OKU

Senin, 7 Maret 2016
Foto Ilustrasi

Baturaja, Sumselupdate.com –Dinas Kesehatan Kabupaten OKU mendata sebanyak 40.000 balita yang bakal divaksin polio, yang tersebar di 306 titik di 13 kecamatan se-Kabupaten OKU.

Petugas sendiri mulai dari pegawai Puskesmas, Puskesdes, dan Posyandu. Mereka bertugas untuk memberikan pelayanan polio, terhadap balita yang berlangsung hari ini Selasa (8/3) hingga sepekan ke depan.

“Mereka ini (petugas kesehatan) bertugas mulai kegiatan sosialisasi hingga pelaksanaan, yang berlangsung hari ini (8 Maret) hingga 15 Maret,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan OKU, Suharmasto, Senin (7/3).

Ia menjelaskan, selama pelaksanaan pihaknya akan terus mengevaluasi guna memastikan semua masyarakat tercover dan mendapat pelayanan polio. Jika masih ada yang belum, maka akan langsung didata dan diberi polio.

Advertisements

“Ini merupakan program nasional yang dilakukan lima tahunan. Di OKU, sudah berjalan sejak 10 tahun silam sejak 2006. Tapi memang, kegiatan demikian itu dulunya sudah pernah ada,” terangnya.

Lanjut dia, guna mengantisipasi polio mengintai warga OKU, pihaknya setiap tahun menarget dua orang, bahkan kadang 4 orang penderita. Tetapi setelah dicek ke laboratorium, tidak ada polio melainkan terkena virus penyebab lumpuh layu. Adapun mendeteksi, ada nama surveilen pengamatan di masyarakat, mengenai Acute Placid Paralysis (lumpuh layu akut).

“Kita berupaya polito tidak boleh menimpa warga. Memang, potensi polio setiap 100.000 penduduk, itu diindikasikan ada satu AVP. Untuk Indonesia, terbebas bahkan WHO berikan sertifikat pada 2001 silam, mengenai hal ini. Makanya harus dipertahankan sehingga dilakukan vaksin polio 5 tahun sekali,” bebernya.

Masih kata dia, antisipasi polio terus dilakukan, mengingat dibeberapa negara Asia masih ada.

Sementara, Wakil Bupati OKU, Johan Anuar berharap, kepada petugas kesehatan, supaya benar-benar mendata masyarakat untuk mendapatkan vaksin polio.

“Manfaatkan semaksimal mungkin pelayanan ini. Dan beritakan yang terbaik untuk masyarakat. Pastikan, kalau balita di daerah ini mendapatkan pelayanan, sehingga terhindar dari penyakit polio,” harapnya.

Johan juga meminta, jangan hanya penyakit polio, melainkan petugas kesehatan juga hendaknya mencegah kemungkinan terjadinya penyakit serupa lainnya. Setiap petugas di desa-desa hendaknya terus mensosialisasikan, guna mengantisipasinya.

“Apapun itu, lebih baik mncegah ketimbang mengobati. Karena biaya pengobatan juga jauh lebih mahal, ketimbang mencegah,” tandasnya.(yan)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.